Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan pakaian mewah Versace meminta maaf setelah desain kausnya memicu kemarahan warga China di media sosial pada Minggu (11/9/2019).
Desain kaus perusahaan asal Italia tersebut mengidentifikasikan Hong Kong dan Makau sebagai negara independen yang dikuasai China. Padahal, kini Hong Kong dan Makau merupakan bagian dari China meskipun memiliki status khusus.
Melalui media sosial Weibo (mirip Twitter di China), Versace mengakui kesalahannya dan menyatakan telah menghancurkan dan berhenti menjual kaus tersebut sejak 24 Juli 2019 lalu.
“Versace menegaskan kembali bahwa kami sangat mencintai China dan dengan tegas menghormati wilayah dan kedaulatan nasional China,” ujar perusahaan yang dibeli Michael Kors’ Capri Holdings pada September 2018 tersebut, seperti dikutip Reuters, Senin (12/8/2019).
Desain kaus tersebut telah tersebar di media sosial China. Versace menyematkan daftar pasangan “kota-negara”, seperti “New York-USA” dan “Beijing-China” dalam desainnya. Namun, mereka menuliskan “Hong Kong-Hong Kong” dan “Macau-Macau”, pasangan kota-negara yang keliru.
Donatella Versace, saudari Gianni yang merupakan penemu Versace, menyesalkan hal senada melalui akun Instagram-nya.
“Saya tidak pernah bermaksud tidak menghormati kedaulatan nasional China dan kini saya ingin meminta maaf secara pribadi atas ketidakakuratan dan kesulitan yang terjadi,” ujarnya.
Studio ambassador Versace asal China, Yang Mi, juga mengatakan bahwa ia mengakhiri kontraknya dengan Versace akibat masalah ini dalam akun Weibo-nya.
“Intergritas dan kedaulatan wilayah China adalah sakral dan tidak dapat diganggu gugat setiap saat,” kata Jiaxiang Media dalam pernyataannya.
Berakhirnya hubungan Yang dengan Versace menjadi topik paling ramai di Weibo pada Minggu (11/9).