Bisnis.com, BANDUNG--Korea Selatan melarang penjualan bir Jepan sebagai bentuk perlawan terhadap kebijakan Jepang untuk membatasi ekspor dari Negeri Gingseng tersebut.
Dua swalayan terbesar di Korea Selatan CU dan GS25 yang dioperasikan oleh BGF Retail dan GS Retail, mengungkapkan penjualan bir pada dua minggu pertama bulan Juli turun hingga 21,5% dan 24,2% di masing-masing jaringan toko perusahaan.
Sementara itu, E-Mart mengalami penurunan penjualan hingga 24.6%.
Hongcheon Culture Foundation, festival bir di Korea Selatan, terpaksa membatalkan pemesanan 1,2 ton Kirin bir meskipun merek minuman keras tersebut berkontribusi sebesar sepersepuluh dari pendapatan.
Korea Selatan membeli 61% dari pasar ekspor bir Jepang dengan nilai mencapai US$73,13 miliar pada 2018. Asahi Super Dry merupakan merek paling populer di Korea Selatan yang penjualannya meningkat tiga kali lipat dalam lima tahun terakhir.
Juru bicara Asahi mengungkapkan perusahaan masih memantau perkembangan terkait dengan masalah pelarangan tersebut.
Media sosial ikut dibanjiri jepretan dari masyarakat Korea yang memuat pembatalan tur ke Negeri Sakura. Hanatour mengungkapkan perusahaan kini hanya menerima reservasi sekitar 500 perjalanan per hari ke Jepang dari rata-rata 1.100 perjalanan.
Very Good Tour mengalami penurunan reservasi hingga 10%, sementara pembatalan perjalan meningkat 10% tiap minggunya.
"Jika seseorang melakukan kesalahan, mereka harusnya tidak bangga dengan dirinya," kata desainer Lee Sang-won yang membatalkan kunjungannya ke Jepang.
Lotte Home Shopping kini menghentikan siaran iklan paket perjalanan ke Jepang karena sepi peminat.
Maskapai lokal JejuAir dan Korean Air mencatat penurunan tipis untuk pemesanan tiket ke Jepang. Keduanya menyalahkan media televisi yang menarik iklan perjalanan ke Jepang.
Fast Retailing yang memproduksi merek fesyen Uniqlo ikut merasakan tekanan serupa.
"Ada dampaknya ke penjualan," kata Direktur Keuangan Fast Retailing Takeshi Okazaki, seperti dikutip dari Reuters.
Padahal, Uniqlo Korea menyumbang 6,6% dari total penjualan merek tersebut.
Emosi masyarakat Korea meningkat. Seorang pengemar Marvel, Bum-Jin, menegaskan dirinya telah membuan semua pulpen merek Jepang dan tidak akan menonton film Spiderman terbaru yang ternyata didistribusikan oleh Sony Pictures.
Seperti diketahui, Sony Pictures adalah perusahaan berbasis di AS yang dimiliki oleh Jepang. "Saya suka Spiderman, tetapi saya menahan keinginan saya untuk menonton film tersebut," ujarnya.