Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai masih ada jarak yang cukup signifikan dari kedua pemimpin negara adikuasa Amerika Serikat (AS) dan China, yang saat ini masih terlibat dalam perang dagang.
Hal tersebut dikatakan mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut seusai menyimak pernyataan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping dalam acara forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Osaka Jepang, yang dimulai pada Jumat (28/6/2019).
Pada acara yang dihadiri seluruh negara-negara anggota G20 dan 17 negara tamu, serta organisasi internasional tersebut, seluruh kepala negara yang hadir diberikan kesempatan untuk berbicara tentang situasi ekonomi yang dihadapi dunia saat ini.
Pernyataan para pemimpin negara menjadi perhatian, terutama yang disampaikan Presiden Trump, Presiden Xi Jinping, dan beberapa pimpinan lain.
“Dari pernyataan para pimpinan, terutama semua memperhatikan apa yang disampaikan Presiden Trump, Presiden Xi Jinping, dan beberapa pimpinan-pimpinan mengenai situasi yang sedang dihadapi saat ini,” ujar Menkeu di Hotel New Otani, Osaka, Jepang, Jumat (28/06) seperti dikutip dari siaran pers Sekretariat Kabinet RI.
Menurut Menkeu Sri Mulyani, Presiden Trump menyatakan bahwa Amerika menginginkan isu trade yang adil dan adanya reproksikaliti, saling sama adil.
Trump juga menekankan pentingnya memungkinkan level playing field dan mengeliminasi tindakan policy yang dianggap tidak adil.
“Dalam hal ini, Trump bahkan menggunakan kata predatory nation yang bisa memanfaatkan perekonomian Amerika. Ini menggambarkan bahwa di dalam konsep Presiden Trump, masih ada negara-negara yang dianggap melalukan praktik-praktik yang dianggap merugikan Amerika Serikat,” jelasnya.
Oleh karena itu, Presiden Trump mengajak supaya semua harus menghilangkan berbagai macam distorsi untuk mencapai phrosperity atau yang disebut kesejahteraan bersama.
Pada sisi lain, Presiden Xi Jinping menganggap situasi ini adalah hasil dari kebijakan yang dibuat oleh seseorang oleh suatu negara. "Sehingga keinginan untuk menciptakan win-win solution adalah merupakan fungsi dari keinginan kita untuk memperbaiki atau menciptakan solusi itu sendiri atau tidak," ujarnya.
Menkeu menyatakan bahwa akan ada pertemuan antara Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping.
Dia mengungkapkan dari sisi China meyakini kalau win-win solution bisa dilakukan jika kedua negara memiliki niat yang baik untuk mencapai solusi tersebut.
"Masing-masing tentu masih menggunakan retorika, yang jelas dari sisi China mengatakan kalau kita ingin mencapai win-win solution itu pasti bisa dilakukan asal kedua-duanya memiliki niat yang baik untuk mencapai solusi tersebut," ujar Menkeu.
Sementara itu, Presiden Trump menganggap masih ada tindakan tindakan yang perlu dikoreksi.