Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Iran Tingkatkan Pengayaan Uranium untuk Balas Embargo AS

Badan Tenaga Atom Internasional Sebut Iran Tingkatkan Pengayaan Uraniumnya
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Bushehr di Iran, sekitar 1.200 kilometer sebelah selatan Teheran./Reuters
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Bushehr di Iran, sekitar 1.200 kilometer sebelah selatan Teheran./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Tenaga Atom Internasional atau IAEA (International Atomic Energy Agency) melaporkan bahwa kapasitas produksi pengayaan uranium Iran saat ini meningkat dibandingkan sebelumnya.

Kepala IAEA Yukiya Amano menyebutkan pengayaan uranium Iran meningkat sejak laporan terakhir IAEA. Namun, dia enggan mengungkapkan berapa besar peningkatannya.

"Ya, tingkat produksinya meningkat," ujar Amano, dikutip dari Reuters, Selasa (11/6/2019).

Belum diketahui apakah peningkatan pengayaan uranium Iran mencapai batas stockpile yang ditentukan dalam perjanjian nuklir Iran.

Pada bulan lalu, Iran menyatakan masih mematuhi kesepakatan yang tertuang dalam perjanjian nuklir tersebut. Namun, pihaknya akan melipatgandakan produksi pengayaan uraniumnya. Iran menuntut negara-negara Eropa untuk berbuat lebih banyak dalam upaya melindungi Iran dari sanksi.

Pembicaraan mengenai program nuklir Iran memanas sejak Presiden Amerika Serikat Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran pada tahun lalu dan menerapkan kembali sanksi terhadap Iran.

Sejak Mei lalu, AS memperketat sanksi Iran dengan memerintahkan semua negara dan perusahaan untuk menghentikan semua impor minyak Iran. AS juga mengirim pasukan tambahan ke wilayah Timur Tengah yang disebutnya sebagai upaya untuk membendung ancaman Iran.

Iran meresponnya dengan mengancam akan meningkatkan pengayaan uraniumnya.

IAEA khawatir atas meningkatnya ketegangan tersebut dan menyerukan penurunan ketegangan melalui dialog.

"Bahwa cara-cara dapat ditemukan untuk mengurangi ketegangan saat ini melalui dialog. Sangat penting bahwa Iran sepenuhnya mengimplementasikan komitmen terkait nuklirnya," kata Amano.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper