Kabar24.com, ADONARA - Polda Nusa Tenggara Timur telah mengerahkan satu satuan setingkat peleton (SST) Brimob dari Sikka, Maumere, untuk membantu Polres Flores Timur dalam mengamankan situasi di Pulau Adonara pascabentrok antarwarga dua desa di pulau itu.
Selain satu SST Brimob, Polda NTT juga mengirim personil BKO (bawah kendali operasi) dari Polres Maumere, untuk mencegah aksi keributan antarwarga lebih lanjut, kata Kabid Humas Polda NTT Komisaris Besar Polisi Jules Abraham Abast, Jumat.
Dia mengemukakan hal itu, ketika dihubungi Antara melalui pesan WhatsApp dari Adonara, berkaitan dengan pengamanan di Pulau Adonara pascabentrok antarwarga dua desa pada Rabu (5/6/2019).
"Personil masih di lokasi keributan di Adonara. Ada sekitar 100 Personel Polres Flores Timur dengan dibantu unsur TNI dan Pemda, serta telah dikerahkan satu SST Brimob dari Sikka, dan Personel BKO dari Polres Maumere," katanya.
Kegiatan pengamanan untuk mencegah aksi keributan antarwarga tersebut dipimpin oleh Kapolres Flores Timur, AKBP Deny Abrahams.
Bentrok antarwarga Desa Wewit dan Nubalema-2, di Kecamatan Adonara Tengah, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur menyebabkan satu orang meninggal dunia dan tiga lainnya luka-luka.
Selain korban jiwa, sekitar lima rumah warga juga ikut dibakar, tetapi bangunan tidak terbakar seluruhnya karena masyarakat berhasil memadamkan kobaran api.
Wakil Bupati Flores Timur, Agus Payong Boli secara terpisah mengatakan, bentrok itu dipicu oleh pemuda mabuk yang melontarkan ancaman kepada warga desa tetangga, yang kemudian menyulut perkelahian antarwarga Desa Wewit dan Nubalema 2.
Menurut dia, tidak ada motif lain. Peristiwa tersebut semata-mata dipicu oleh pemuda yang sedang mabuk mengancam pemuda di desa tetangga sehingga terjadi perkelahian.
Dia menjelaskan, solidaritas warga Adonara sangat tinggi, apalagi menghadapi ancaman dari luar kampung atau wilayah, walaupun sikap tersebut menurut berbagai kalangan tidak tepat.