Bisnis.com, JAKARTA — Sebelum melakukan salat jenazah, Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sampaikan kisah mengenang Ibu Ani Yudhoyono
“Saya sebagai saksi [perjalanan] dari bu Ani, beliau sangat mencintai saudaranya yaitu rakyat indonesia apapun identitas, agama, etnis, aliran politiknya, dan apapun. Beliau memperlakukan semuanya seperti saudara” ungkapnya.
SBY mengenang sepuluh tahun perjalanannya sebagai Presiden RI ditemani oleh ibu Ani ketika menjabat, beliau melihat bagaimana ibu Ani bersahabat dan menjaga persaudaraan serta kerukunan lintas identitas.
SBY pun menceritakan ketika ibu Ani mulai dirawat di rumah sakit. Dimana beliau menyaksikan dan mengetahui bahwa empat bulan ketika ibu Ani dirawat di Singapura dengan vonis dokter memiliki kanker darah dengan kategori yang sangat ganas.
“Ketika itu banyak yang mendoakan baik di Masjid, Gereja, Pura, Wihara, dan tempat ibadah lainnya. Bu Ani selalu meneteskan air mata ketika mengetahui bahwa saudaranya masih ingat akan dirinya dan mendoakan ditengah perjuanan bu Ani melawan kanker darah yang begitu agresif” ungkapnya.
Namun, SBY pasrah ketika Allah SWT memberikan keputusan terbaiknya melewati segala pemikiran manusia. Serta, dirinya mengatakan bahwa ia dan sekeluarga tidak pernah meninggalkan bu Ani ketika dirinya berbaring lemah di Rumah Sakit.
SBY mengingat doa yang ia panjatkan ketika bu Ani berada di fase kritisnya.
“Ya Allah, yang maha pengasih dan penyanyang, pemurah dan penyembuh serta maha lembut. Panjangkan lah usinya bila itu membawa kebaikan bagi kami semua, namun kami ikhlas bila Engkau memanggil istri tercinta bila itu adalah jalan yang terbaik untuknya,” jelasnya penuh haru
Beliau menyampaikan bahwa saat memberikan doa, ucapan dan segala kata kata penyemangat. Dokter mengatakan bahwa ibu memang sengaja di buat agar tertidur dengan obat bius dan tidak dapat mendengar lagi.
“Namun, bu Ani justru menunjukan ekspresi yang berbeda melalui tetesan air mata yang jatuh disela sela wajahnya. Air mata cinta, kasih, sayang dan semoga air mata itu menjadi saksi atas segala kebaikannya,” doanya.
Kemudian SBY melanjutkan kisahnya bahwa sesaat kemudian, dengan sangat tenang tidak ada goncangan ibu Negara Republik Indonesia tersebut menghembuskan napas terakhir.
SBY pun segera mengucapkan doa mengantarkan dan mengucapkan perpisahan kepada bu Ani Kemudian, SBY mengecup keningnya sembari mengatakan “hiduplah tenang disisiNya, kekasihku,”kenangnya