Bisnis.com, JAKARTA - Partai pro-tentara di Thailand, Palang Pracharat, akan membuat kesepakatan pada Senin (27/5/2019) untuk mendapatkan kursi parlemen yang cukup untuk mempertahankan pemimpin junta militer berkuasa sebagai perdana menteri terpilih.
Kesepakatan itu akan mengakhiri harapan oposisi untuk menjauhkan kekuasaan militer dari politik setelah mantan Panglima Milter Prayuth Chan-ocha merebut kekuasaan melalui kudeta pada 2014.
Adapun Partai Palang Pracharat ikut berkontestasi dalam pemilihan umum pada 24 Maret 2019 untuk mempertahankan Prayuth sebagai perdana menteri.
Puttipong Punnakanta, salah satu anggota dewan Palang Pracharat dan anggota parlemen, mengatakan kepada Reuters, partainya yang yang memperoleh jumlah kursi terbesar kedua dalam pemilu akan secara resmi mengundang dua partai lain, Demokrat dan Bhumjaithai, untuk bergabung dalam koalisi pemerintah.
“Kami akan mengundang kedua pihak besok. Sudah pasti bahwa kami akan membentuk pemerintahan koalisi, dengan setidaknya 251 kursi dan lebih banyak,"katanya, dikutip dari Reuters, Senin (27/5/2019).
"Kita akan melihat Prayuth Chan-ocha sebagai perdana menteri bulan depan," lanjutnya.
Baca Juga
Partai oposisi, Pheu Thai, yang digulingkan dari kekuasaan pada 2014, memenangkan kursi terbanyak di Dewan Perwakilan Rakyat yang beranggotakan 500 orang dalam pemilu Maret lalu, tetapi koalisi Front Demokratiknya tidak mendapatkan mayoritas ketika hasil akhir diumumkan.
Front Demokratik mengeluh bahwa Komisi Pemilihan Umum mengubah formula alokasi kursi yang rumit setelah pemungutan suara, memberikan kursi kepada 11 partai kecil dengan mengorbankan mayoritas oposisi yang diproyeksikan di bawah formula lama.
Pemimpin Palang Pracharat Uttama Saovanayana mengatakan dalam sebuah unggahan Facebook pada Minggu malam bahwa partai itu akan membuat undangan resmi kepada Demokrat dan Bhumjaithai pada hari Senin.
Kursi kedua partai tersebut akan memberikan koalisi partai pro-tentara menjadi mayoritas tipis di DPR.
Wakil Pemimpin Demokrat, Nipit Intarasombat, mengatakan kepada Reuters bahwa partai akan bertemu untuk membahas undangan dan belum membuat keputusan.
"Namun, kami sebelumnya telah terlibat dalam diskusi dengan Palang Pracharat, yang merupakan pertanda baik menunjukkan kemungkinan bahwa kami akan bergabung dengan koalisi," kata Nipit.
Ditanya pada Sabtu (25/5/2019) apakah partainya akan bergabung dengan Palang Pracharat, Pemimpin Partai Bhumjaithai Anutin Charnvirakul mengatakan kepada wartawan bahwa dia telah memutuskan tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut.