Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AHY Jelaskan Sebab Demokrat Tak Mencapai Target Suara Pileg 2019

Partai Demokrat menargetkan perolehan suara hingga dua digit pada pemilihan legislatif 2019. Sementara beberapa lembaga survei memprediksi Partai Demokrat hanya memperoleh 4 persen suara.
Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Demokrat Agus Harimurti Yudhoyonosaat buka bersama di kediaman SBY, Jakarta, Senin (27/5/2019)/JIBI/Bisnis-Jaffry Prabu Prakoso
Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Demokrat Agus Harimurti Yudhoyonosaat buka bersama di kediaman SBY, Jakarta, Senin (27/5/2019)/JIBI/Bisnis-Jaffry Prabu Prakoso

Bisnis.com, JAKARTA – Partai Demokrat menargetkan perolehan suara hingga dua digit pada pemilihan legislatif 2019. Sementara beberapa lembaga survei memprediksi Partai Demokrat hanya memperoleh 4 persen suara. 

Tetapi pada hasil rekapitulasi suara oleh Komisi Pemilihan Umum, Partai Demokrat mengumpulkan 7,77 persen suara atau lebih tinggi dibandingkan prediksi lembaga survei.

Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono mengatakan  bersyukur karena bisa mematahkan prediksi lembaga survei.

“Tentunya karena kita tidak memiliki kandidat capres atau cawapres yang berlenggang dalam pemilu yang merupakan kader Partai Demokrat,” katanya di Kediaman SBY, Jakarta, Senin (27/5/2019). 

Agus (AHY) menjelaskan bahwa dengan tidak memiliki kader, tentu partainya tidak bisa berharap banyak untuk mendapatkan coattail effect atau efek ekor jas sehingga mendongkrak suara.

Di sisi lain, Demokrat juga memiliki masalah lain karena pendukung mereka yang dari Sabang hingga Merauke memiliki latar belakang yang berbeda. Dengan begitu, partai berlambang mercy ini berpegang teguh untuk tidak menggunakan politik identitas.

“Karena kami lebih mengutamakan persatuan Indonesia.  Kami tidak ingin hanya karena kontestasi yang sifatnya tidak permanen [ini kemudian] terjadi polarisasi,” jelasnya.

AHY menuturkan bahwa polarisasi jangan sampai menjadikan suatu hal yang normal dalam kehidupan politik demokrasi indonesia.  “Itu pilihan kita tentu dengan segala konsekuensi kita dicap ini dan itu, kata-kata kasar, kata-kata keji dilontarkan,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Akhirul Anwar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper