1. Jokowi Jawab dan Kritik Pernyataan Bambang Widjojanto
Presiden Joko Widodo meminta tidak ada pihak-pihak yang merendahkan Mahkamah Konstitusi (MK), yang merupakan institusi negara yang sah.
"Jangan senang merendahkan sebuah institusi, saya kira tidak baik, apapun lembaga dibentuk oleh ketatanegaraan kita, memiliki sebuah 'trust' dari publik, jangan sampai direndahkan dilecehkan seperti itu pada siapapun," kata Presiden Joko Widodo di Jakarta, Minggu.
Baca selengnkapnya di sini.
2. Pemindahan Ibu Kota, Warga Kalteng Diminta Tahan Jual Lahan
Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran mengingatkan warganya untuk berhati-hati, bahkan tidak menjual lahannya, khususnya di tiga kabupaten dan kota yang berpotensi menjadi lokasi Ibu Kota negara yang baru.
"Bagi warga di Kabupaten Gunung Mas dan Katingan serta Kota Palangka Raya, harus berhati-hati dan bahkan saya ingin agar tidak ada yang menjual lahan mereka," kata Sugianto di Palangka Raya, Minggu (26/5/2019).
Baca selengnkapnya di sini.
3. Gugatan Prabowo ke MK Diperkuat 8 Pengacara, Dulu 135 Pengacara
Dalam kapasitas sebagai calon presiden, mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus Prabowo Subianto tercatat dua kali berperkara di Mahkamah Konstitusi (MK).
Pada 2014, dia mengajukan permohonan sengketa hasil Pilpres 2014 bersama dengan Hatta Rajasa. Berselang 5 tahun, Prabowo kembali melayangkan gugatan dengan pasangan yang berbeda, Sandiaga Salahuddin Uno.
Baca selengnkapnya di sini.
4. 7 Tuntutan BPN di MK, Pilpres Diulang Hingga Prabowo Ditetapkan Jadi Presiden
Tim Kuasa Hukum Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno akhirnya resmi mengajukan gugatan hasil Pilpres 2019 ke Mahkamah Konstitusi.
Gugatan itu diajukan oleh Ketua Tim Kuasa Hukum BPN Prabowo-Sando, Bambang Widjojanto dan Direktur Komunikasi dan Media BPN Hashim Djojohadikusumo di MK pada Jumat malam (24/5/2019).
Baca selengnkapnya di sini.
5. Rusuh 22 Mei: Semua Korban Ditembak di Leher Belakang, Single Bullet dan Mematikan
Profesor Riset bidang Perkembangan Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Hermawan Sulistyo menemukan sejumlah kejanggalan dalam tewasnya delapan orang dalam insiden kericuhan aksi 22 Mei 2019.
Hermawan menuturkan kedelapan koran tersebut ditembak dengan metode single bullet dan semua terkena di bagian leher serta dada pada sisi yang sama.
Baca selengnkapnya di sini.