Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Amerika Mungkin Masukkan Perusahaan China Hikvision ke Daftar Hitam

Pemerintahan Donald Trump tengah mempertimbangkan pembatasan atas pembelian teknologi AS bagi perusahaan video pengawas China sebagai upaya terbaru untuk melawan ambisi ekonomi global Beijing, menurut satu sumber yang tak mau disebutkan namanya seperti dikutip Nytimes.com, Rabu (22/5/2019
Perang dagang AS China/istimewa
Perang dagang AS China/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintahan Donald Trump tengah mempertimbangkan pembatasan atas  pembelian teknologi AS bagi perusahaan video pengawas China sebagai upaya terbaru untuk melawan ambisi ekonomi global Beijing, menurut satu sumber yang tak mau disebutkan namanya seperti dikutip Nytimes.com, Rabu (22/5/2019

Langkah tersebut secara efektif akan menempatkan perusahaan raksasa Hikvision ke dalam daftar hitam Amerika Serikat.

Hal itu juga akan menandai untuk pertama kalinya pemerintahan Trump menghukum sebuah perusahaan China karena perannya dalam pengawasan dan penahanan massal terhadap etnis Uighur yang sebagian besar merupakan etnik minoritas muslim.

Langkah tersebut juga kemungkinan akan mengobarkan ketegangan baru dalam perang dagang antara Presiden Trump dengan para pemimpin China. Trump dalam rentang waktu dua minggu, telah menaikan tarif barang-barang China senilai US$200 miliar. 

AS juga mengancam akan memajaki semua impor dan mengambil langkah-langkah untuk melumpuhkan raksasa peralatan telekomunikasi China Huawei.

Sementara itu, China juga berjanji untuk membalas terhadap industri Amerika Serikat.

Hikvision adalah salah satu produsen produk video pengawas terbesar di dunia dan merupakan pusat ambisi China untuk menjadi pengekspor global sistem pengawasan terbaik.

Departemen Perdagangan akan meminta perusahaan Amerika Serikat untuk memperoleh persetujuan pemerintah untuk memasok komponen ke Hikvision selain membatasi akses perusahaan itu ke teknologi yang membantu meningkatkan kualitas peralatannya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper