Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberikan tanggapan mengenai aksi 22 Mei atau Ifthar Akbar 212 yang direncanakan oleh Persaudaraan Alumni 212 pada 21 dan 22 Mei 2019. Aksi unjuk rasa rencananya digelar di Komisi Pemilihan Umum untuk menuntut penghentian mengumumkan hasil penghitungan suara.
Menurut Jokowi penyelenggaraan pemilu di Indonesia sudah ada prosesnya, termasuk penghitungan yang dilakukan KPU. Jokowi berujar Indonesia sudah menyelenggarakan pemilu langsung bukan satu dua kali dan prosesnya jelas.
"17 April rakyat sudah berkehendak dan memutuskan. Setelah itu ada proses penghitungan. Semua diikuti, memang proses demokrasi seperti ini," kata Jokowi usai buka puasa bersama Partai Golkar di Ballroom Hotel Sultan, Jakarta, Ahad, 19 Mei 2019.
Jokowi menuturkan, usai penghitungan suara, KPU akan menetapkan pemenang pemilu. Jika tidak puas atau menemukan kecurangan, bisa melapor kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) atau ke Mahkamah Konstitusi. "Ini kan mekanisme menurut konstitusi, mekanisme yang sudah disepakati bersama-sama di DPR. Semua fraksi ada semua, semua partai ada, jangan aneh-aneh lah."
Mengenai antisipasi adanya kerusuhan saat aksi 22 Mei berlangsung, Jokowi menyerahkan kepada aparat Polri dan TNI.
Aksi 22 Mei atau Ifthor Akbar 212 yang digelar Persaudaraan Alumni 212 pada 21 dan 22 Mei 2019 akan dihadiri oleh sejumlah tokoh pendukung Prabowo-Sandiaga Uno. Ifthor atau buka puasa bersama itu akan diselenggarakan di depan kantor KPU.
Baca Juga
Juru bicara PA 212 Novel Bamukmin mengatakan aksi 22 Mei akan menuntut KPU menghentikan pengumuman hasil pemungutan suara. Alasannya, sudah bisa dipastikan KPU bakal mengumumkan Jokowi - Ma'ruf Amin sebagai pemenang. “Padahal diduga kuat telah melakukan kecurangan yang tersistem,” kata Novel, 16 Mei 2019. Novel mengatakan mereka juga akan menuntut KPU mendiskualifikas Jokowi - Mar'uf.