Bisnis.com, JAKARTA — Gagasan Menkopolhukam Wiranto membentuk Tim Bantuan Hukum yang bisa mengkaji setiap ucapan, tindakan, bahkan pemikiran para tokoh-tokoh yang dianggap menyimpang dari ketentuan hukum, bukanlah upaya meniru atau kembali ke masa Orde Baru (Orba).
Hal ini diungkap Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Kastorius Sinaga dalam keterangan resminya, Rabu (8/5/2019). Menurutnya, tim ini tepat untuk mengantisipasi dinamika politik pascapemilu demi stabilitas politik.
"Gagasan Wiranto ini sama sekali tidak menunjukkan sikap otoriter negara ala Orde Baru atau apapun. Justru sebaliknya, Badan ini akan memberi pembelajaran hukum agar seluruh pemangku kepentingan bertindak di atas koridor hukum," ujar Kastorius.
"Sebagai Menkopolhukam yang bertanggung-jawab di dalam mengendalikan stabilitas politik nasional, sangat tepat bila Wiranto mengkanalisasi semua dinamika dan ketegangan politik pasca Pilres 2019 tersebut ke ranah hukum" tambahnya.
Menurutnya, tim yang akan diisi para pakar seperti Romli Atmasasmita, Muladi, hingga Mahfud MD inisanggup menggambarkan bahwa negara akan sepenuhnya menghormati asas hukum, tak lagi 'asal tangkap' seperti zaman Orde Baru.
Terlebih, Kastorius pun berpendapat penbentukan tim ini telah sesuai konstitusi dan tak akan tumpang tindih dengan lembaga penegak hukum lain. Sebab, tim ini hanya berstatus “adhoc” atau sementara dengan target spesifik, yaitu penanganan stabilitas politik pasca Pilpres 2019.
"Artinya, ancaman politik people power dan pengepungan KPU tidak perlu direaksi dengan tindakan 'counter movement' serupa, lewat politik pengerahan massa tandingan, atau dalam bentuk represif kekuasaan negara," ujarnya.
"Namun cukup disikapi dan ditindak dengan arif lewat langkah-langkah hukum, utamanya atas ucapan, aksi dan agitasi tokoh-tokoh panutan yang hendak menggerakkan people power yang bernada destruktif tersebut," tambahnya.
Wiranto : Tim Bantuan Hukum Menkopolhukam Bukan Tiru Cara Orde Baru
Gagasan Menkopolhukam Wiranto membentuk Tim Bantuan Hukum yang bisa mengkaji setiap ucapan, tindakan, bahkan pemikiran para tokoh-tokoh yang dianggap menyimpang dari ketentuan hukum, bukanlah upaya kembali ke masa Orde Baru (Orba).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Rustam Agus
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

50 menit yang lalu
Produsen Sawit di Persimpangan Program Biodiesel dan Kesepakatan Dagang

1 jam yang lalu
Kans Emas Capai Rekor ATH Baru 2025
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru

3 menit yang lalu
Selain Gibran, Bareskrim Tangkap Dua Bekas Petinggi eFishery

48 menit yang lalu
Dulu SBY Pertahankan Ambalat, Kini Prabowo dan Malaysia Mau Olah Bersama

9 jam yang lalu