Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

'Setan Gundul' Cara Demokrat Menjauh dari Prabowo-Sandi?

Cuitan politisi Partai Demokrat Andi Arief disebut sebagai salah satu upaya partai berlambang Mercy ini perlahan meninggalkan koalisi Prabowo-Sandi.
Presiden Joko Widodo berbincang dengan Komandan Kogasma Agus Harimurti Yudhoyono./Bisnis-Yodie Hardiyan
Presiden Joko Widodo berbincang dengan Komandan Kogasma Agus Harimurti Yudhoyono./Bisnis-Yodie Hardiyan

Bisnis.com, JAKARTA — Cuitan politisi Partai Demokrat Andi Arief disebut sebagai salah satu upaya partai berlambang Mercy ini perlahan meninggalkan koalisi Prabowo-Sandi.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin menilai bahwa Partai Demokrat merupakan partai yang rasional, percaya dengan quick count sejak menjadi partai penguasa, dan cenderung bermain aman.

Sehingga, sikap Demokrat lambat laun bisa diterka, tergantung apakah cuitan dari Andi yang merupakan mantan Wakil Sekjen dan kerap dijuluki 'juru gedor' partai ini secara konsisten diteruskan secara massal oleh elite Demokrat lain atau tidak.

"Soal menjaga jarak atau tidak dengan kubu 02, itu bergantung pada elite dan kader Demokrat. Tapi kemungkinan Demokrat akan bermain di tengah," ungkap Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia ini kepada Bisnis, Senin (6/5/2019).

"Tidak ke kiri dan tidak ke kanan, seperti namanya, Demokrat, tengah. Karena jika ingin bergabung dengan kubu 01 pun, harus mendapat restu dan izin dari partai-partai koalisi Jokowi. Yang sudah berdarah-darah memenangkan Jokowi," tambahnya.

Menurut Ujang, hubungan Demokrat dengan parpol Koalisi Prabowo-Sandiaga memang sudah dikondisikan 'tak terlalu dekat' sejak awal membangun koalisi.

Seperti diketahui, waktu itu Andi Arief juga yang melemparkan wacana 'jenderal kardus' pada Prabowo, walaupun berakhir dengan perdamaian.

"Demokrat dari awal juga hubungannya naik-turun di koalisi 02, dan ditambah pasca Pemilu, AHY diundang bertemu dengan Jokowi. Itu merupakan sebuah penjajakan. Sebuah silaturrahmi, dan sebuah komunikasi politik antar elite," tambah Ujang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Akhirul Anwar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper