Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kronologi Penangkapan Mobil Berisi Ribuan Form C1 Palsu Versi Kubu 02

Dari foto Bawaslu Jakpus, tampak kardus itu bertuliskan "Kepada Yth Bapak Toto Utmo Budi Santoso Direktur Satgas BPN PS Jl Kertanegara No 36 Jakarta Selatan" dan "Dari Moh Taufik Seknas Prabowo-Sandi Jl HOS Cokro Aminoto no 93 Menteng Jakarta Pusat."
Badan Pengawas Pemilihan Umum. -Bisnis.com/Samdysara Saragih
Badan Pengawas Pemilihan Umum. -Bisnis.com/Samdysara Saragih

Bisnis.com, JAKARTA -- Pihak Kepolisian bersama Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengamankan sebuah mobil Daihatsu Sigra di kawasan Menteng, Jakarta Pusat karena diduga mengangkut ribuan form C1 palsu Pemilu 2019.

Dari foto Bawaslu Jakpus, tampak kardus itu bertuliskan "Kepada Yth Bapak Toto Utmo Budi Santoso Direktur Satgas BPN PS Jl Kertanegara No 36 Jakarta Selatan" dan "Dari Moh Taufik Seknas Prabowo-Sandi Jl HOS Cokro Aminoto no 93 Menteng Jakarta Pusat."

Menanggapi hal itu, Ketua Tim Advokasi Seknas Prabowo-Sandi Yupen Hadi mengatakan pihaknya melakukan konfirmasi atas kejadian tersebut kepada Bawaslu.

"Saya sudah datang ke Bawaslu Jakarta Pusat. Di sana sudah ada Ketua Bawaslu DKI Jakarta dan Komisioner Bidang Penindakan. Saya tanya ini yakin palsu semua? Mereka bilang [berita] dipelintir media," katanyq saat konferensi pers di kantor Seknas Prabowo-Sandi di Menteng, Jakarta Pusat, Senin (6/5/2019).

Yupen memaparkan kronologis penangkapan mobil hingga penyitaan barang bukti berupa dua dus berisi ribuan form C1 yang diduga palsu oleh Kepolisian.

Dia menuturkan penemuan form C1 kali pertama ditemukan oleh aparat kepolisian Polres Jakarta Pusat yang tengah melakukan operasi lalu lintas di sekitar Menteng, Jakarta Pusat pada Sabtu (4/5) sekitar pukul 10.30 WIB.

Awalnya, ada orang yang memesan taksi online dengan tipe Daihatsu Sigra dari Seknas Prabowo-Sandi Menteng. Di dalam mobil tersebut berisi dua dus C1.

Tidak lama setelah itu, mobil tersebut diberhentikan karena adanya razia polisi. Polisi lantas membuka mobil dan menemukan dua dus berisi ribuan form C1.

Yupen mencium adanya aroma keanehan dalam kejadian tersebut. Dia mempertanyakan mengapa polisi bisa memeriksa kerdus di dalam mobil dan mencurigainya sebagai form C1 palsu.

"Kita khawatir sedang diskenariokan. Ada surat di yang ditandatangani Pak Taufik ke Pak Toto seakan-akan ada kongkalikong. Lagi pula bagaimana polisi bisa menangkap? Razia kenapa periksa mobil? Kenapa nggak surat-surat sah? Ketika lihat C1 memangnya ada yang salah?" Ungkapnya.

Berangkat dari hal itu, dia meminta semua pihak berhati-hati dan tidak asal menuduh. Yupen menilai ada upaya untuk menjebak dan mendiskreditkan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, terutama CEO Seknas Prabowo-Sandi Mohammad Taufik.

Karena itu, dia berharap agar Bawaslu melibatkan perwakilan BPN dalam proses pemeriksaan atau investigasi kasus ini.

"Kami nggak punya perangkat melakukan kecurangan. Kami minta dilibatkan agar secara hukum transparan. Barang bukti sekarang di Bawaslu Jakpus. Silakan polisi melakukam Pemeriksaan secara penuh," jelasnya.

BANTAHAN TAUFIK

CEO Seknas Prabowo-Sandi Mohammad Taufik membantah mengirimkan dua dus berisi form C1 palsu seperti yang ditemukan oleh polisi beberapa hari lalu.

Dia menegaskan Seknas Prabowo-Sandi tidak pernah mengumpulkan C1 untuk dikirimkan ke Badan Pemenangan Nasional (BPN).

"Saya mengatakan berita itu [penangkapan mobil pembawa form C1] sama sekali tidak betul, fitnah. Dan saya sudah minta BPN berkomunikasi dengan Bawaslu," katanya di kantor Seknas Prabowo-Sandi Menteng.

Selain form C1, dia juga menegaskan tidak pernah menandatangani surat untuk dikirimkan kepada Direktur Satgas BPN Prabowo-Sandi Toto Utomo Budi Santoso.

Menurutnya, surat tersebut palsu karena tidak memiliki kop surat resmi seperti template Seknas Prabowo Sandi. Wakil Ketua DPRD DKI tersebut juga mengungkapkan bahwa jabatannya di Seknas bukan Ketua, tetapi CEO.

"Katanya ditemukan surat yang ada tanda tangan saya. Lha, saya gak tanda-tangan kok. Kop suratnya saja beda. [Seharusnya] ada bacaan Seknas 02 Prabowo Sandi. Kalau mau memalsukan cermat. Belajar yang profesional," ungkap Taufik.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper