Bisnis.com, PONTIANAK--Sebanyak delapan ruang belajar Sekolah Dasar Negeri 15 dan Sekolah Menengah Pertama Negeri 22 di Kelurahan Parit Tokaya, Kecamatan Pontianak Selatan, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, Jumat (26/4/2019) sore mendadak ambruk.
Kepala SMP Negeri 22 Kota Pontianak, Santoso di Pontianak, mengatakan, sebanyak delapan ruang yang roboh tersebut, yakni lima ruang kelas SDN 15, dan SMP Negeri 22, dan dua ruang laboratorium komputer dan satu ruang guru.
"Peristiwa ambruknya gedung SD dan SMP tersebut tidak sampai menyebabkan korban jiwa, karena kejadian ambruknya setelah proses belajar dan mengajar selesai," ungkapnya.
Dia menambahkan, karena hari ini Jumat, maka proses belajar dan mengajar sudah selesai pada pukul 11.00 WIB. "Kami juga tidak mengetahui persis peristiwa awal robohnya gedung SD dan SMP ini," ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mengatakan, langkah cepat pihaknya akan melakukan pemindahan proses belajar dan mengajar SDN 15 dan SMPN 22 ke sekolah terdekat.
"Yang pasti murid-murid SDN 15 dan SMPN 22 tidak terganggu proses belajar dan mengajar. Kemudian kami akan membentuk tim ahli guna mengecek penyebab ambruknya gedung sekolah tersebut," ungkap Edi.
Baca Juga
Dia menambahkan, gedung sekolah tersebut masih menggunakan kayu belian atau ulin yang dibangun tahun 2006. "Sehingga kami akan mengecek dokumen-dokumennya, dan pengecekan ini tidak hanya di gedung sekolah ini saja, melainkan gedung sekolah lainnya agar tidak terulang kasus yang sama," katanya.
Kapolsek Pontianak Selatan, AKP Anton Satriadi menyatakan, pihaknya sudah mengumpulkan beberapa keterangan guna mengetahui penyebab ambruknya Gedung SMPN 22 dan SDN 15 tersebut.
"Apalagi gedung sekolah tersebut sebagian besar masih menggunakan pondasi kayu yang dibangun antara tahun 2005 hingga 2006 lalu. Dan sudah diusulkan oleh pihak sekolah bahwa gedung sekolah tersebut untuk dilakukan renovasi kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak," ungkapnya.
Dia menambahkan, dari keterangan beberapa orang, bahwa gedung sekolah tersebut juga sudah miring, sehingga sudah diusulkan oleh pihak sekolah agar dilakukan perehaban tetapi hingga ambruk belum juga dibangun. "Dalam kasus ini tidak ada korban jiwa, karena proses belajar mengajar sudah selesai," katanya.