Bisnis.com, JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI dipercaya tak akan melakukan kesalahan yang bisa menimbulkan kerugian besar bagi negara.
Sistem input dan penghitungan hasil pemungutan suara pada pemilu 2019 yang dimiliki KPU RI juga dianggap sudah sangat modern.
Pendapat itu dikemukakan oleh Guru Besar Statistika Institut Pertanian Bogor (IPB) Asep Saefudin kala berkunjung ke kantor KPU RI, Jakarta, Rabu (24/4/2019).
Menurutnya, pendapat itu dia miliki usai Asep melihat langsung bagaimana kerja KPU dalam melakukan pengumpulan dan input data hasil pemungutan suara ke Sistem Informasi Penghitungan (Situng).
"Saya dan Prof Mahfud MD melihat perangkat-perangkat baik hardware atau software memang berada di sini dan sangat modern. Sehingga pencatatan-pencatatan itu dengan cepat dilakukan melalui sistem yang baik, tetapi memang ada entry yang dilakukan manusia sehingga mungkin ada beberapa kesalahan yang sifatnya tak terstruktur, sistematis dan masif," kata Asep di kantor KPU RI.
Kesalahan input data ke Situng KPU RI disebut hanya berjumlah 0,0004 persen dibanding semua data yang sudah masuk. Menurut Asep, secara statistika kesalahan itu wajar namun tak terjadi secara sistematis.
Baca Juga
Dia juga menganggap sistematika pengumpulan dan input data ke Situng sudah dilakukan dengan baik oleh KPU RI. Karena itu, hasil penghitungan yang sudah dilakukan KPU RI dan dipajang di Situng bisa disebut valid.
"Saya salut, sangat salut pada KPU yang bekerja siang malam. Untuk itu marilah seluruh masyarakat dan komponen bangsa mendoakan agar mereka bisa menjalankan sebaik-baiknya. Karena yang diuntungkan juga Indonesia kalau mereka bekerja dengan baik. Jangan ada lagi tekanan-tekanan," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Komisioner KPU RI Viryan menyebut penghitungan pemilu yang terpampang di Situng bukan merupakan hasil final pemilu 2019. Hasil resmi pemilu baru akan diketahui usai rekapitulasi berjenjang secara manual diselesaikan maksimal 22 Mei 2019.
Meski begitu, Viryan memastikan hasil penghitungan suara yang bisa dilihat via Situng valid dan tidak dicurangi. Dia menyebut kesalahan input data terjadi bukan karena kesengajaan pelaksana pemilu.
"Kalau misalnya ada jajaran kami yang mau melakukan kecurangan ya C1 diubah-ubah dulu dong. Lah kan ini nggak diubah. Mikir begitu kalau yang mau bilang curang," kata Viryan.