Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Uni Eropa Setuju Tunda Brexit Hingga 31 Oktober

Para pemimpin Uni Eropa setuju untuk memperpanjang tanggal keluarnya Inggris dari blok tersebut (Brexit) hingga akhir Oktober 2019.
Ilustrasi brexit/Reuters
Ilustrasi brexit/Reuters

Kabar24.com, JAKARTA – Para pemimpin Uni Eropa setuju untuk memperpanjang tanggal keluarnya Inggris dari blok tersebut (Brexit) hingga akhir Oktober 2019.

Perpanjangan Brexit dilakukan demi menghindari perpisahan tanpa kesepakatan yang dapat berakibat semrawut. Namun di sisi lain, perpanjangan batas waktu ini juga berisiko menimbulkan ketidakpastian politik selama enam bulan lebih lama atas hubungan Inggris dengan Uni Eropa.

Cetak biru atas persetujuan tersebut telah dikeluarkan dalam perundingan yang berlangsung di Brussels pada Rabu (10/4/2019) waktu setempat.

Dengan ini, Inggris dapat masih menjadi bagian dari Uni Eropa hingga 31 Oktober. Sementara itu, tinjauan atas perkembangan proses Brexit akan diadakan pada bulan Juni.

Perdana Menteri (PM) Inggris Theresa May telah menerima tawaran tersebut dan selanjutnya harus mengajukannya kepada para anggota Parlemen Inggris.

“Uni Eropa telah menyetujui perpanjangan yang bersifat fleksibel hingga 31 Oktober. Ini berarti tambahan selama enam bulan bagi Inggris untuk menemukan solusi terbaik,” tutur Presiden Dewan Eropa Donald Tusk dalam Twitter, sebagaimana diberitakan Bloomberg.

May akan kembali ke London pada Kamis (11/4/2019) dan menjelaskan perihal penundaan tersebut yang kemungkinan akan menarik beragam respons.

Meski menghindari risiko Brexit tanpa kesepakatan, penundaan itu dapat menyulut krisis politik menjelang akhir tahun ini serta memicu reaksi langsung yang berisiko mengganggu stabilitas pemerintah.

May sendiri sebenarnya mengusulkan penundaan Brexit hanya sampai akhir Juni, tetapi Tusk menawarkan penundaan lebih panjang.

Pada pertemuan pada Rabu itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengambil sikap keras mendorong perpanjangan masa Brexit yang lebih pendek dan beberapa ketentuan lebih tegas guna memastikan Inggris tidak dapat menyabotase bisnis Uni Eropa selama proses Brexit berlangsung.

Inggris sedianya dijadwalkan keluar dari Uni Eropa pada 29 Maret tetapi May telah berulang kali gagal untuk membawa kesepakatan Brexit yang ia negosiasikan dengan UE disetujui oleh Parlemen Inggris.

May telah didesak untuk meminta satu kali penundaan kepada UE dan harus kembali ke Brussels pada Rabu guna meminta perpanjangan waktu kedua untuk Brexit.

Ia kini juga berisiko menghadapi kecaman politik dari para kritikus di dalam Partai Konservatif yang meyakini bahwa penundaan Brexit adalah pengkhianatan terhadap referendum 2016 dan bahkan bisa menyebabkan Brexit dibatalkan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper