Bisnis.com, JAKARTA - Denny JA, berdasar hasil survei lembaganya, berkicau bahwa Jokowi berada di ambang periode kedua kepemimpinannya sebagai Presiden RI.
Hal itu dikatakan Denny JA melalui akun twitter @DennyJA_WORLD. Di trending topik, Denny JA pun masuk dalam daftar yang sedang ramai dibicarakan.
14 Hari Lagi Pencoblosan
Survei Nasional Terbaru LSI Denny JA yang baru selesai:
— Denny JA (@DennyJA_WORLD) 2 April 2019
- Dengan memperhitungkan margin of error
JOKOWI Di AMBANG PERIODE KE 2
- 5 penyebab kemenangan dua digit Jokowi. Klik link ini
(Ap
Link: https://t.co/m2gXZLgi5P… pic.twitter.com/AVnDGtgawZ
Sayangnya, tautan yang diberikan akun @DennyJA_WORLD tidak bisa dibuka saat pada pukul 19.03 WIB
Sementara itu, seperti diberitakan Antara, hasil survei terbaru LSI Denny JA menyebutkan bahwa dari sisi elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf unggul telak dari pasangan Prabowo-Sandi.
"Saat ini, pasangan Jokowi-Ma'ruf masih unggul telak daripada pasangan Prabowo-Sandi. Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dalam kisaran 56,8 sampai dengan 63,2 persen, sementara elektabilitas Prabowo-Sandi sekitar 36,8 s.d. 43,2 persen," kata peneliti senior LSI Denny J.A., Ardian Sopa, saat memaparkan hasil survei terbarunya bertema "Jokowi di Ambang Dua Periode?" di Kantor LSI Denny J.A., Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (2/4/2019).
Ardian menjelaskan tampilan angka elektabilitas masing-masing pasangan calon dibuat dalam bentuk range elektabilitas karena LSI telah memperhitungkan angka elektabilitas masing-masing capres dengan margin of error survei dan asumsi golput yang terjadi secara proporsional.
"Kalkulasi ini dilakukan karena pilpres tinggal 16 hari lagi. Diperlukan proyeksi elektabilitas dengan mempertimbangkan angka margin of error survei dan asumsi golput," kata Ardian.
Survei dilakukan pada tanggal 18 sampai 26 Maret 2019 dengan menggunakan 1.200 responden. Survei dilakukan di 34 provinsi di Indonesia dengan metode multistage random sampling.
Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan menggunakan kuesioner. Margin of error survei ini adalah 2,8 persen.
Selain survei, LSI Denny J.A. juga melakukan riset kualitatif dengan metode FGD, analisis media, dan indepth interview untuk memperkaya analisa survei. Survei dibiayai sendiri oleh LSI Denny JA.
Menurut Ardian, keunggulan Jokowi-Ma'ruf hampir merata di semua kantong pemilih. Di pemilih laki-laki Jokowi-Ma'ruf unggul dengan range dukungan 54,8 sampai 61,2 persen dibanding pasangan Prabowo-Sandi yang rentang dukungannya sebesar 38,8 sampai 45,2 persen.
Bahkan, di pemilih perempuan, keunggulan Jokowi-Ma'ruf lebih besar dibandingkan segmen pemilih laki-laki. Di pemilih perempuan, dukungan terhadap Jokowi-Ma'ruf berada pada range 58,8 sampai 65,2 persen, sementara dukungan terhadap Prabowo-Sandi sebesar 34,8 sampai 41,2 persen.
Dari segmen agama, Jokowi-Ma'ruf masih unggul di pemilih muslim dan unggul telak di pemilih minoritas. Di pemilih muslim, range dukungan Jokowi-Ma'ruf sebesar 55 sampai 61,4 persen, sementara dukungan terhadap Prabowo-Sandi sebesar 38,6 sampai 45 persen.
"Di pemilih minoritas, dukungan terhadap Jokowi-Ma'ruf sebesar 74,5 sampai 80,9 persen, sementara dukungan terhadap Prabowo-Sandi hanya sebesar 19,1 s.d. 25,5 persen," tutur Ardian.
Bila pemilih Muslim dipilah lagi ke dalam asosiasi/kedekatan mereka terhadap organisasi keagamaan, Jokowi-Ma'ruf masih tetap unggul di pemilih yang merasa dekat dengan NU dan pemilih yang merasa tak menjadi bagian dari organisasi mana pun.
"Sementara pemilih Muslim yang merasa bagian dari Muhammadiyah, PA 212, FPI, ormas Islam lainnya, cenderung diungguli oleh pasangan Prabowo-Sandi," ujar Ardian.
Di pemilih yang merasa bagian dari NU (49,4 persen), Jokowi-Ma'ruf unggul telak. Rentang elektabitas Jokowi-Maruf di segmen pemilih NU sebesar 62,4 sampai 68,8 persen. Sementara itu, rentang dukungan terhadap Prabowo-Sandi sebesar 31,2 sampai 37,6 persen.
Sebaliknya, di pemilih yang merasa bagian dari Muhammadiyah, rentang dukungan terhadap Prabowo-Sandi sebesar 51,3 sampai 57,7 persen, sementara dukungan terhadap Jokowi-Ma'ruf sebesar 42,3 sampai 48,7 persen.
Pada segmen usia, mereka yang usianya di bawah 19 tahun, pasangan Prabowo-Sandi saat ini mengungguli pasangan Jokowi-Ma'ruf. Pada segmen usia di bawah 19 tahun, dukungan Jokowi-Ma'ruf sebesar 43,1 sampai 49,5 persen, sementara dukungan terhadap Prabowo-Sandi sebesar 50,5 sampai 56,9 persen.
Pada pemilih usia 20 sampai 29 tahun, kedua pasangan calon bersaing ketat. Dukungan terhadap pasangan Jokowi-Ma'ruf pada segmen ini, yaitu sebesar 48,3 sampai 54,7 persen. Sementara itu, dukungan terhadap Prabowo-Sandi sebesar 45,3 sampai 51,7 persen.
"Di segmen usia di atas 30 tahun (30 sampai 39, 40 sampai 49, di atas 50 tahun), Jokowi-Maruf unggul jauh," kata Ardian.
Misalnya, di pemilih yang berusia 30 sampai 39 tahun, Jokowi-Ma'ruf memperoleh dukungan sebesar 56,3 sampai 62,7 persen, sementara dukungan terhadap Prabowo-Sandi di pemilih usia ini sebesar 37,3 sampai 43,7 persen.
Pada segmen pendidikan, pasangan Jokowi-Ma'ruf unggul di segmen pendidikan menengah ke bawah, sementara di segmen pemilih yang berpendidikan tinggi (pernah kuliah atau di atasnya), pasangan Prabowo-Sandi unggul.
Namun, di segmen ekonomi, Jokowi-Ma'ruf unggul telak di pemilih yang berlatar ekonomi menengah dan bawah. Namun, bersaing ketat dengan Prabowo-Sandi di pemilih berlatar ekonomi atas.