Bisnis.com, JAKARTA - Negara-negara di Jazirah Arab yang lama terpecah akibat rivalitas akhirnya satu suara mengecam pengakuan AS terhadap pencaplokan Dataran Tinggi Golan oleh Israel.
Pernyataan bersama tersebut dibuat di tengah-tengah pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Arab di Tunis, Tunisia pada Minggu (31/3/2019) dan muncul di tengah perbedaan pandangan para pemimpinnya.
"Kami, para pemimpin negara-negara Arab, berkumpul di Tunisia, menyampaikan penolakan dan kecaman kami terhadap langkah Amerika Serikat mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan," kata Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Abdoul Gheit seperti dikutip Reuters, Senin (1/4/2019).
Ahmed menyatakan Liga Arab bakal mengusulkan sebuah draf resolusi di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Banga (PBB) dan menanyakan pendapat hukum ke Mahkamah Internasional soal keputusan sepihak AS tersebut.
Meski langkah Israel bisa menyatukan 22 negara anggota Liga Arab, tapi negara-negara itu masih terpecah dalam pembahasan berbagai isu. Di antaranya terkait sengketa di Teluk Arab, silang pendapat soal pengaruh Iran di kawasan, perang di Yaman, sampai gejolak politik di Aljazair dan Sudan.
Perpecahan terebut terlihat ketika Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani secara mendadak meninggalkan KTT tersebut tanpa alasan yang jelas.
KTT di Tunis kali ini merupakan kali pertama Arab Saudi dan Qatar hadir dalam acara yang sama sejak 2017. Hubungan kedua mulai retak saat itu ketika Riyadh dan sekutunya memberlakukan sanksi ekonomi dan Politik terhadap Doha karena dinilai mendukung terorisme dan mulai condong ke Iran, rival abadi Saudi.
Terlepas dari intrik politik yang menyelimuti pertemuan ini, Raja Arab Saudi Salman Abdulaziz menegaskan bahwa Kerajaan Arab menolak segala langkah yang dapat memengaruhi kedaulatan Suriah atas Dataran Tinggi Golan.
Presiden Amerika Serikat kembali mengambil langkah kontroversial dengan mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi pada 1981 dari Suriah.
Pengakuan itu diberikan Trump lewat sebuah penandatangan proklamasi dan hanya berselang empat bulan sejak Trump resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv.
Meskipun pernyataan bersama Liga Arab berisi dukungan terhadap Suriah, kursi negara pimpinan Bashar al-Assad di pertemuan tersebut tampak kosong. Keanggotaan Suriah di Liga Arab ditangguhkan sejak 2011 karena penanganan negara tersebut terhadap para pengunjuk rasa pada awal perang sipil dinilai bermasalah. Sampai saat ini, keanggotannya belum dipulihkan kembali.