Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ancaman Golput, Jokowi : Mau Pemimpin yang Dipilih Organisasi Itu?

Calon presiden inkumben Joko Widodo atau Jokowi mengingatkan masyarakat untuk tidak golput saat hari-H pencoblosan pemilihan presiden pada 17 April 2019.
Calon Presiden no urut 01 Joko Widodo (keempat kiri) menghadiri Deklarasi pengusaha pekerja pro Jokowi (Kerjo) di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (21/3/2019)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay
Calon Presiden no urut 01 Joko Widodo (keempat kiri) menghadiri Deklarasi pengusaha pekerja pro Jokowi (Kerjo) di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (21/3/2019)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA - Calon presiden inkumben Joko Widodo atau Jokowi mengingatkan masyarakat untuk tidak golput saat hari-H pencoblosan pemilihan presiden pada 17 April 2019.

Jokowi mengingatkan soal jangan golput, ketika berpidato dalam acara deklarasi dukungan pengusaha pekerja pro-Jokowi di Istora Senayan, Jakarta pada hari ini, Kamis (21/3/2019).

"Saya ingin mengajak tanggal 17 April nanti, 27 hari lagi, ajak kawan-kawan kita, tetangga, saudara dan seluruh karyawan serta keluarga untuk berbondong-bondong datang ke TPS," ujar Jokowi di Istora Senayan, Jakarta pada Kamis (21/3/2019) malam.

Seraya mengingatkan masyarakat agar tidak golput, Jokowi juga mengingatkan risiko jika banyak masyarakat yang golput. Salah satunya, secara tidak langsung, Jokowi menyebut penantang-nya lah yang akan menang, yakni Prabowo Subianto.

"Bapak-bapak/ibu-ibu mau pemimpin yang dipilih organisasi-organisasi yang itu......?," ujar Jokowi disambut riuh tepuk tangan peserta deklarasi.

Jokowi kemudian melanjutkan kata-katanya. "Saya enggak nyebut ya, tapi sudah pada tahu sendiri kan?," ujar Jokowi dengan raut wajah menyindir.

Saat ini, golput memang tengah menghantui kubu Jokowi. Hasil sigi Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menunjukkan, Jokowi yang paling dirugikan jika angka golput di pemilihan presiden 2019 besar. Bahkan, peneliti LSI Ikrama Masloman menyebut, terbuka kemungkinan Jokowi dikalahkan Prabowo Subianto, jika petahana tersebut tak berhasil mengelola partisipasi pemilih.

Musababnya, ujar Ikrama, selisih elektabilitas Jokowi dan Prabowo saat ini, tak lebih besar dari angka golput 2014. "Angka golput 2014 sebesar 30,42 persen. Sementara selisih elektabilitas dua paslon ini lebih kecil dengan 27,8 persen," ujar Ikrama di kantornya, Jalan Pemuda, Jakarta Timur pada Selasa, 19 Maret 2019.

Kekhawatiran akan tingginya angka golput tersebut juga menjadi pembahasan dalam acara konsolidasi TKN dengan para kepala daerah dan pimpinan parlemen di Hotel Borobudur, Jakarta pada Minggu (17/3/2019) malam.

Wakil Sekretaris TKN Verry Surya Hendrawan membenarkan bahwa potensi golput menjadi salah satu pembahasan saat memaparkan survei internal terkait elektabilitas Jokowi di sejumlah daerah.

"Kemantapan pemilih sudah 80 persen. Namun, yang menjadi kekhawatiran kami untuk saat ini adalah golput," ujar Verry di Hotel Borobudur, Jakarta.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : JIBI
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo.Co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper