Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Membandingkan Tuntutan Idrus Marham yang Lebih Rendah dari Eni Saragih

Jaksa penuntut dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengajukan tuntutan kepada Idrus Marham selama 5 tahun.
Terdakwa kasus dugaan suap proyek PLTU Riau-1 Idrus Marham meninggalkan ruangan seusai menjalani sidang tuntutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (21/3/2019)./ANTARA-Sigid Kurniawan
Terdakwa kasus dugaan suap proyek PLTU Riau-1 Idrus Marham meninggalkan ruangan seusai menjalani sidang tuntutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (21/3/2019)./ANTARA-Sigid Kurniawan

Kabar24.com, JAKARTA — Jaksa penuntut umum dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menuntut mantan Pelaksana tugas Ketua Umum Partai Golkar Idrus Marham selama 5 tahun penjara dan denda Rp300 juta.

Jika dibandingkan dengan tuntutan yang pernah diajukan oleh jaksa KPK terhadap mantan Wakil Ketua Komisi VII DPR Eni Maulani Saragih yang saat itu dituntut 8 tahun dan denda Rp300 juta, tuntutan terhadap Idrus itu lebih rendah.

Padahal, dalam kasus suap dan gratifikasi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Riau-1, Eni Maulani Saragih selalu menyebut dirinya menjalankan tugas dari partainya.

Saat pembahasan proyek, awalnya Eni Saragih diminta Ketua Umum Partai Golkar saat itu, Setya Novanto untuk membantu pengusaha dan pemilih Blackgold Natural Resource, Johanes Budisutrisno Kotjo bertemu dengan sejumlah pejabat di lingkungan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Posisi Eni Saragih saat itu sebagai Wakil Ketua Komisi VII DPR yang menjadi mitra kerja PLN.

Ketika Setya Novanto terjerat kasus hukum korupsi proyek kartu tanda penduduk berbasis elektronik (KTP El), Idrus Marham ditunjuk sebagai pelaksana tugas.

Sejak itulah, Eni Saragih melapor perkembangan proyek PLTU Riau-1 kepada Idrus Marham. Eni menyampaikan kepada Idrus akan mendapatkan fee dari Johanes Budisutrisno Kotjo untuk mengawal proyek PLTU Riau-1.

Merujuk pada dakwaan yang dibuat KPK, Idrus Marham pernah memerintahkan Eni Saragih meminta uang kepada Johanes Kotjo untuk keperluan penyelenggaran Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar.

Jumlah uang yang diminta sebesar US$2,5 juta. Atas permintaan itu, Johanes Kotjo memberikan uang Rp2 miliar kepada Idrus Marham dan Eni Saragih saat bertemu di kantor Johanes Kotjo.

 Eni Saragih saat ini sudah divonis 6 tahun penjara oleh Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper