Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Berat, 3 Cara Agar PPP Bisa Lolos ke DPR

Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago menilai langkah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk lolos ambang batas parlemen (parliamentary threshold) di Pemilu 2019 ini sangat berat.
Plt  Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa saat menghadiri pembukaan Mukernas III Dewan Pimpinan Pusat PPP di Bogor, Jawa Barat, Rabu (20/3/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Plt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa saat menghadiri pembukaan Mukernas III Dewan Pimpinan Pusat PPP di Bogor, Jawa Barat, Rabu (20/3/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago menilai langkah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk lolos ambang batas parlemen (parliamentary threshold) di Pemilu 2019 ini sangat berat.

Namun, menurut dia, ada tiga hal yang bisa dilakukan agar partai berlambang Ka’bah itu agar tetap punya wakil di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

"Suharso punya beban yang tidak biasa. Dibutuhkan pemimpin yang bisa bergerak cepat, dalam rangka upaya penyelamatan partai," kata Pangi, Kamis (21/3/2019).

Ada pun tiga hal itu adalah:

 Pertama, memperbaiki citra partai yang rusak akibat OTT Romahurmuziy oleh Komisi Pembarantasan Korupsi. Apalagi sebelum Romahurmuziy, kader PPP lain Suryadharma Ali juga tersangkut kasus korupsi.

Kedua, Suharso harus bisa secara cepat membangun soliditas di internal partai. Ia mengatakan hal ini diperlukan agar mesin partai bisa tumbuh secara merata.

Ketiga, PPP harus membuat program kebijakan partai yang berpihak pada rakyat kecil dan umat.

"Artinya punya peta dalam mengelola isu, program, sintemen dan emosi masyarakat," kata Pangi.

Pangi mengatakan inti dari tiga program tadi adalah membangkitkan tingkat animo publik dari distrust menjadi trust building.

 "PPP harus segera recovery cepat mengambil empati umat dan memenangkan hati rakyat," kata Pangi.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno juga berpendapat PPP harus bergerak cepat untuk memulihkan kondisi mereka.

“Memang PPP harus gerak cepat. Karena sekarang stigma partai sudah negatif. Perlu upaya memulihkan psikologis PPP yang down,” ujar dia, Kamis (21/3/2019).

Penunjukan Suharso Monoarfa sebagai Plt Ketua Umum PPP mungkin memang cara cepat setelah Romy ditangkap KPK. Namun, Adi menilai penunjukan itu lebih dikarenakan Suharso merupakan amggota Wantimpres. Suharso dianggap bisa menjadi penghubung antara pemerintah dengan partai.

Pangi menilai tantangan kerja Suharso untuk meloloskan PPP ke parlemen cukup berat. Apalagi jabatan itu ia terima hanya sebulan sebelum pencoblosan dimulai pada 17 April 2019.

Terakhir, survei Voxpol Center menunjukan elektabilitas PPP 4.1 persen, sedikit di atas ambang batas parlemen 4 persen, tapi Pangi tak dapat menjamin pasca OTT yang dialami Romahurmuziy.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : JIBI
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo.Co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper