Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kampanye di Medsos : Jokowi-Ma'ruf Perangi Hoaks, Prabowo-Sandi Hajar Ekonomi Makro

Hingga kini, kampanye para peserta Pemilu 2019 masih hanya berseliweran di media sosial (medsos), sebab peraturan resmi KPU memang menghendaki peserta bersabar dahulu hingga 10 hari mendatang untuk beriklan di media massa.
Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (kanan) usai debat capres 2019 disaksikan moderator di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay
Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (kanan) usai debat capres 2019 disaksikan moderator di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA — Hingga kini, kampanye para peserta Pemilu 2019 masih  berseliweran di media sosial (medsos), sebab peraturan resmi KPU memang menghendaki peserta bersabar dahulu hingga 10 hari mendatang untuk beriklan di media massa.

Tetapi siapa sangka, konten kampanye kedua kandidat capres-cawapres di medsos, ternyata bisa mencerminkan kecenderungan minat keduanya dalam menghadapi persoalan bangsa.

Hal ini terbukti lewat laman IklanCapres.id, yang mencatat, mendata, dan mengumpulkan konten kampanye dari akun medsos resmi para "pejuang" dari kedua kubu, seperti akun kandidat, akun resmi parpol dan petingginya, serta kampanye dari tim sukses.

Anwari Natari, Kepala Program Iklan Capres menjelaskan bahwa ada 10 permasalahan yang menjadi perhatian, yaitu gender atau perempuan, keberagaman, korupsi, keadilan hukum, lingkungan hidup, ekonomi, demokrasi dan HAM, bencana alam, hoaks, disabilitas. Kesepuluh bidang itu  paling sering dijanjikan saat kampanye.

"Isu-isu ini hasil FGD [Focus Group Discussion], 10 isu ini juga ada sub permasalahan lagi di dalamnya," jelas Anwar kepada Bisnis, Rabu (13/3/2019).

"Kita memantau akun secara manual, kemudian kita screenshot. Kenapa di-screenshot, supaya kalau besok dihapus [pemilik akun] kita masih punya bukti data valid. Jadi hitungan kita memang berdasarkan data yang ada, di dalam website bisa dilihat semua di sana," tambahnya.

Dari data Iklan Capres, terlihat bahwa isu ekonomi menjadi yang paling diminati kedua kubu dalam berkampanye di medsos, yaitu 326 kali untuk Jokowi-Ma'ruf dan 413 kali untuk Prabowo-Sandi.

Tetapi, apabila dilihat sub permasalahannya, Prabowo-Sandi lebih banyak berbicara terkait ekonomi makro dengan persentase 53.03% dari kampanyenya tentang ekonomi. Seperti wacana impor, kekayaan alam, dan swasembada pangan.

Sedangkan kampanye Jokowi-Ma'ruf tentang ekonomi, 62,27% dihiasi wacana ekonomi mikro lewat program petahana yang telah berjalan, seperti usaha Ultra Mikro (Umi), Program Keluarga Harapan (PKH), dan Membina Keluarga Sejahtera (Mekaar).

"Dari sub permasalahan ini nanti bisa dilihat, paslon ini arahnya [kebijakan] ke mana, yang ini ke mana," ujar Anwar.

Setelah isu ekonomi, demokrasi dan HAM menjadi topik terlaris kedua. Isu ini juga masih didominasi Prabowo-Sandi dengan 370 kali kampanye berbanding 345 kali dari Jokowi-Ma'ruf.

Selanjutnya, Jokowi-Ma'ruf terlihat paling sering berkampanye mengenai peringatan bahaya hoaks dan meluruskan hoaks hingga 80 kali. Sebaliknya, Prabowo-Sandi hanya pernah berkampanye hoaks sebanyak hitungan jari, 10 kali saja.

Menariknya, isu keberagaman justru didominasi Prabowo-Sandi yang tercatat berkampanye 136 kali dibandingkan Jokowi-Ma'ruf 107 kali. Kendati demikian, Prabowo-Sandi tampaknya tercatat lebih fokus pada sub isu Keberagaman Politik, daripada Keberagaman Suku dan Agama.

Sayangnya, selain 4 isu di atas, baik kandidat maupun tim sukses kedua paslon tercatat masih kurang mengampanyekan isu lain seperti gender atau perempuan, keadilan hukum, lingkungan hidup, bencana alam, disabilitas, bahkan korupsi, dengan angka unggahan kampanye medsos di bawah 50 kali.

Anwar menyatakan, bahwa selain mengawasi kampanye medsos kedua pasangan capres-cawapres, Iklan Capres juga akan mengawasi kampanye mereka di televisi dan media cetak yang akan dimulai pada 23 Maret.

Bahkan, Iklan Capres bukan hanya akan melihat konten kampanye saja nanti, melainkan mengawasi pelanggaran, dan mencatat bujet belanja kampanye kedua paslon.

" KPU sudah jelas mengatur misalnya dalam satu televisi cuma boleh 10 kali, misalnya. Kita awasi kalau mereka melanggar. Atau kontennya melanggar, seperti anak kecil di situ. Pelanggarannya kita pantau juga. Biaya iklannya pun kita hitung juga," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper