Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Survei SMRC : Mayoritas Publik Masih Percaya KPU dan Bawaslu Independen di Pemilu 2019

Riset terbaru Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mengukur tingkat kepercayaan publik terhadap lembaga Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dalam menyelenggarakan dan mengawal Pemilu 2019.
Pekerja merakit kotak suara pemilu berbahan baku karton di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat (1/2/2019)./ANTARA-Prasetia Fauzani
Pekerja merakit kotak suara pemilu berbahan baku karton di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat (1/2/2019)./ANTARA-Prasetia Fauzani

Kabar24.com, JAKARTA — Lembaga riset Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyodorkan fakta menarik yang menyebut 80% masyarakat Indonesia masih percaya dengan independensi KPU dan Bawaslu.

Komisi Pemilihan Umum (KPU)  dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu)  menjadi sorotan jelang perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.

Kedua lembaga itu acapkali mendapat sorotan, khususnya dari kelompok yang terafiliasi dengan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden tertentu, terkait dengan independensinya.

Dari survei SMRC yang dikutip Senin (11/3/2019), sebanyak 80% masyarakat percaya pada kemampuan KPU dan Bawaslu menjalankan amanat mereka pada Pileg dan Pilpres 2019.

Hanya sekitar 11%-12% yang kurang atau tidak yakin dengan kemampuan KPU dan Bawaslu.

Dari 11%-12% yang tidak yakin itu, SMRC mencermati kecenderungannya lebih tinggi di kalangan pendukung capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga S. Uno.

Menurut Deni Irvani, Direktur Riset SMRC,  KPU dan Bawaslu layak gembira dengan tingginya kepercayaan masyarakat ini.

“Tapi perlu juga dicatat, terdapat sekitar 13% rakyat yang menilai KPU tidak netral. Itu berarti terdapat sekitar 25 juta warga yang menganggap KPU tidak netral, dan jumlah besar ini bisa menjadi masalah bagi KPU dan Bawaslu bila dimobilisasi," ujarnya dikutip dari keterangan resminya.

Survei opini publik nasional tersebut dilakukan pada 24—31 Januari 2019, dengan melibatkan 1.620 responden yang dipilih secara random di seluruh Indonesia dengan margin of error 2,65%.

Deni menunjukkan bahwa masyarakat tidak begitu saja percaya dengan berbagai isu yang dapat mengurangi legitimasi KPU dan Bawaslu.

Mayoritas warga tidak percaya pada isu adanya tujuh kontainer membawa 70 juta surat suara palsu dari China.

Hanya 4% warga percaya bahwa 70 juta surat suara palsu itu memang ada.

Namun dalam hal isu kotak suara terbuat dari kardus, pemilih terbelah.

“Pemilih terbelah antara yang yakin dan tidak yakin bahwa kotak suara itu bisa menjadi sumber kecurangan,” kata Deni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper