Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Meski Ditekan, Presiden Venezuela Nicolas Maduro Tak Akan Mundur

Sekitar 56 negara telah mengakui pemimipin oposisi Juan Guaido sebagai kepala negara sementara Venezuela, tetapi Nicolas Maduro tetap mendapatkan dukungan dari Rusia dan China.
Presiden Majelis Nasional Venezuela Juan Guaido mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara Venezuela, melawan Presiden Nicolas Maduro. Deklarasi dilakukan berbarengan dengan peringatan 61 tahun berakhirnya kediktatoran Marcos Perez Jimenez di Caracas, Venezuela, Rabu (23/1/2019)./Reuters-Carlos Garcia Rawlins
Presiden Majelis Nasional Venezuela Juan Guaido mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara Venezuela, melawan Presiden Nicolas Maduro. Deklarasi dilakukan berbarengan dengan peringatan 61 tahun berakhirnya kediktatoran Marcos Perez Jimenez di Caracas, Venezuela, Rabu (23/1/2019)./Reuters-Carlos Garcia Rawlins

Bisnis.com, JAKARTA—Meski mendapat tekanan dari dalam maupun luar negeri, Presiden Venezuela Nicolas Maduro tetap tak mau melakukan negosiasi untuk mengakhiri kebuntuan politik dengan pemimpin oposisi Juan Guaido.

Menurut seorang utusan khusus Washington untuk Venezuela, Elliott Abrams, yang bertugas di masa pemerintahan Ronald Reagan dan George W.Bush, mengatakan solusi apa pun yang dinegosiasikan harus dicapai di antara rakyat Venezuela.

Sedangkan Amerika Serikat dapat membantu dengan mencabut atau mengurangi sanksi AS selain mencabut pembatasan perjalanan kalau Maduro setuju untuk mundur.

Abrams menilai kecil kemungkinan bahwa presiden Venezuela untuk membicarakan tentang pengunduran dirinya.

"Dari semua yang telah kita lihat, taktik Maduro adalah tetap bertahan," kata Abrams dalam sebuah wawancara sebagaimana dikutip Reuters, Minggu (10/3).

Sekitar 56 negara telah mengakui Guaido sebagai kepala negara sementara Venezuela, tetapi Maduro tetap mendapatkan dukungan dari Rusia dan China.

Dia juga mengendalikan lembaga-lembaga negara termasuk militer.
Abrams telah bertemu dengan perwakilan Rusia untuk Amerika Serikat guna membahas tentang dukungan Moskow untuk Maduro.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan awal bulan ini bahwa Moskow siap untuk mengambil bagian dalam pembicaraan bilateral tentang Venezuela. "Rusia tidak senang dengan Maduro karena semua alasan yang jelas," kata Abrams. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rahayuningsih
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper