Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Delapan Tahun Berlalu, Masalah Air Reaktor Ancam Proses Pembersihan PLTN Fukushima

Delapan tahun setelah krisis nuklir Fukushima, hambatan baru mengancam upaya pembersihan besar-besaran kawasan ini. 1 juta ton air yang terkontaminasi harus disimpan bertahun-tahun di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima.
Tangki penyimpanan air radioaktif di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi, kota Okuma, prefektur Fukushima/Reuters-Issei Kato
Tangki penyimpanan air radioaktif di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi, kota Okuma, prefektur Fukushima/Reuters-Issei Kato

Bisnis.com, JAKARTA – Delapan tahun setelah krisis nuklir Fukushima, hambatan baru mengancam upaya pembersihan besar-besaran kawasan ini. 1 juta ton air yang terkontaminasi harus disimpan bertahun-tahun di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima.

Tahun lalu, Tokyo Electric Power Co (TEPCO) mengatakan sistem yang digunakan untuk memurnikan air reaktor yang terkontaminasi telah gagal menghilangkan kontaminan radioaktif yang berbahaya.

Ini berarti sebagian besar air yang tersimpan dalam 1.000 tangki di sekitar pembangkit listrik perlu diproses ulang sebelum dilepaskan ke laut.

Seperti dikutip Reuters, pemrosesan ulang tersebut dapat memakan waktu hampir dua tahun dan mengalihkan tugas personel dan tenaga dari membongkar reaktor yang hancur akibat tsunami. Proyek ini diperkirakan dapat memakan waktu hingga 40 tahun.

Seorang karyawan TEPCO memberikan pengarahan di PLTN Fukushima Daiichi/Reuters
Seorang karyawan TEPCO memberikan pengarahan di PLTN Fukushima Daiichi/Reuters

Seorang karyawan TEPCO memberikan pengarahan di PLTN Fukushima Daiichi/Reuters

Setiap penundaan apa pun dapat berujung pada pembengkakan anggaran untuk proses ini. Pemerintah memperkirakan pada tahun 2016 bahwa total biaya pembongkaran pembangkit, dekontaminasi daerah yang terkena dampak, dan kompensasi, akan mencapai 21,5 triliun yen (US$192,5 miliar), setara sekitar 20% dari anggaran tahunan negara.

Tepco sudah kehabisan ruang untuk menyimpan air olahan. Dan seandainya terjadi gempa besar lagi, para ahli mengatakan tangki penyimpanan tersebut dapat pecah dan mengeluarkan cairan limbah serta membawa sisa radioaktif ke laut.

Nelayan yang berjuang untuk mendapatkan kembali kepercayaan konsumen dengan keras menentang pembuangan air yang diproses ulang tersebut ke lautan, yang sebagian besar dianggap tidak berbahaya oleh pengawas nuklir Jepang, Nuclear Regulation Authority (NRA).

"Itu akan menghancurkan apa yang telah kita bangun selama delapan tahun terakhir," kata Tetsu Nozaki, kepala Federasi Koperasi Asosiasi Perikanan Prefektur Fukushima, seperti dikutip Reuters.

Hasil tangkapan tahun lalu hanya 15% dari tangkapan sebelum krisis nuklir, sebagian karena keengganan konsumen untuk makan ikan yang ditangkap di Fukushima.

Proses yang lambat

Pada kunjungan ke pabrik Fukushima Dai-ichi yang hancur bulan lalu, crane besar beroperasi di atas empat bangunan reaktor di dekat pantai. Para pekerja terlihat di atas gedung nomor 3 sedang mempersiapkan peralatan untuk mengangkat batang bahan bakar bekas dari kolam penyimpanan. Proses pengankatan ini akan dimulai bulan depan.

Unit reaktor 1 hingga 4 terlihat di atas tangki penyimpanan air radioaktif PLTN Fukushima Daiichi
Unit reaktor 1 hingga 4 terlihat di atas tangki penyimpanan air radioaktif PLTN Fukushima Daiichi

Unit reaktor 1 hingga 4 terlihat di atas tangki penyimpanan air radioaktif PLTN Fukushima Daiichi/Reuters

Di sebagian besar area di sekitar pembangkit, pekerja tidak perlu lagi memakai masker wajah dan pakaian seluruh tubuh untuk melindungi dari radiasi. Peralatan khusus hanya diperlukan di gedung reaktor atau area terbatas lainnya.

Di seberang pembangkit terdapat tangki yang cukup untuk mengisi 400 kolam renang berukuran Olimpiade. Peralatan yang disebut Advanced Liquid Processing Systems, atau ALPS, telah mengolah air di dalamnya.

Tepco mengatakan peralatan itu dapat menghilangkan semua radionuklida kecuali tritium, isotop hidrogen yang relatif tidak berbahaya yang sulit dipisahkan dari air. Air yang mengandung tritium dilepaskan ke lingkungan di lokasi nuklir di seluruh dunia.

Alat pencacah geiger mengukur tingkat radiasi sebesar 54,0 microsievert per jam di dekat gedung reaktor No.2 dan No.3 di PLTN Fukushima Daiichi
Alat pencacah geiger mengukur tingkat radiasi sebesar 54,0 microsievert per jam di dekat gedung reaktor No.2 dan No.3 di PLTN Fukushima Daiichi

Alat pencacah geiger mengukur tingkat radiasi sebesar 54,0 microsievert per jam di dekat gedung reaktor No.2 dan No.3 di PLTN Fukushima Daiichi

Tetapi setelah laporan surat kabar tahun lalu mempertanyakan efektivitas air yang diproses ALPS, Tepco mengakui bahwa strontium-90 dan elemen radioaktif lainnya masih ada di sejumlah tangki.

Tepco mengatakan masalah terjadi karena bahan penyerap dalam peralatan belum diganti secara teratur.

Perusahaan telah berjanji untuk memurnikan air jika pemerintah memutuskan bahwa melepaskannya ke laut adalah solusi terbaik. Ini adalah opsi termurah dari lima opsi yang dipertimbangkan oleh gugus tugas pemerintah pada tahun 2016. Opsi lainnya termasuk penguapan dan penguburan.

Tepco dan pemerintah sekarang menunggu panel ahli lain untuk mengeluarkan rekomendasi. Tidak ada batas waktu yang ditetapkan untuk proses ini.

Kepala NRA Toyoshi Fuketa percaya pelepasan air ke laut setelah pemurnian adalah satu-satunya cara yang layak untuk menangani masalah air. Dia telah memperingatkan bahwa menunda keputusan tanpa batas waktu dapat menggagalkan proyek.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper