Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketua Umum PPP Tuding HTI Dukung Pasangan 02, Ini Komentar Sandiaga

Sandiaga enggan menanggapi tudingan Ketua Umum PPP Romahurmuziy terkait dukungan ulama yang tergabung dalam HTI dan menjelaskan bahwa selama berkampanye pihaknya selalu ditemani oleh 'ubaru'.
Sandiaga Uno/Instagram
Sandiaga Uno/Instagram

Bisnis.com, JAKARTA--Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno enggan menanggapi tudingan Ketua Umum PPP Romahurmuziy alias Rommy yang menyebut kelompok pengusung khilafah atau Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) berada di balik pasangan calon Prabowo Subianto dan Sandiaga.

"Saya tidak ingin berkomentar, karena saya tidak mengenal ulama-ulama tersebut. Selama saya berkampanye banyaknya ditemenin sama 'ubaru'," kata Sandiaga berkelakar di GOR Bulungan, Jakarta Selatan, Jumat, 8 Maret 2019.

Sandiaga melanjutkan dalam berkampanye dia tak ingin menggunakan cara memecah belah. Kampanye kubu 02, kata dia, adalah kampanye yang sejuk. "Demokrasi kami demokrasi yang penuh harapan baru dan politik kami politik santun."

"Siapapun yang menginginkan Indonesia menang bisa bergabung Prabowo - Sandi. Kami ingin membangun kesan yang positif, bukan yang memecah belah," kata Sandiaga.

Sebelumnya, Rommy menyebut kelompok yang menginginkan khilafah dan mengubah Pancasila, seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) saat ini berkumpul di kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, karena HTI telah dibubarkan di pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).

“Pak Jokowi membubarkan HTI setelah berkonsultasi dengan ormas-ormas besar Islam dan pimpinan partai politik Islam. HTI yang ingin mendirikan khilafah dianggap tidak mengakui Pancasila dan NKRI,” kata Rommy saat bertemu dengan pengurus PCNU Sukabumi, Jawa Barat Selasa malam (5/3/2019) dalam keterangan tertulis yang diterima Rabu (6/3/2019).

Rommy menyebut,  bagi HTI tidak ada pilihan lain kecuali mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor 02, Prabowo-sandiaga Uno. Sebab, jika Jokowi terpilih lagi, HTI sudah pasti tidak bisa lagi berkembang di Indonesia, karena memang sudah dilarang.

Sementara, jika Prabowo menang, mereka bisa mengembangkan paham khilafah ini termasuk paham intoleran lainnya.

Rommy menambahkan, selama ini sejumlah kelompok Islam garis keras, termasuk HTI membangun narasi bahwa Prabowo merupakan pembela Islam. Namun, narasi pembela Islam ini terbukti bertolak belakang dengan fakta yang ada.

“Mereka akhirnya tidak peduli pada keislaman Prabowo karena merasa hanya dengan Prabowo menanglah HTI bisa kembali muncul dan tidak dilarang seperti di pemerintahan Pak Jokowi,” kata Rommy.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Rahayuningsih
Sumber : Tempo.co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper