Bisnis.com, JAKARTA - Pesawat militer AS yang mengangkut bantuan kemanusiaan bagi rakyat Venezuela mendarat di kota Cucuta, Kolombia kemarin. Bantuan tersebut didatangkan atas permintaan pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaidó yang mengklaim dirinya sebagai presiden sementara pada bulan lalu.
Guaidó menyebut relawan Venezuela akan membawa bantuan yang diturunkan di kota perbatasan itu pada tanggal 23 Februari 2019 mendatang. Di sisi lain, Presiden Venezuela Nicolás Maduro menyebut bantuan kemanusiaan itu sebagai bagian dari 'rencana AS menguasai Venezuela'.
Berbicara pada konferensi pers di Cucuta, perwakilan USAID, Mark Green mengatakan bantuan kemanusiaan tersebut merupakan permintaan Guaidó karena saat ini Venezuela mengalami krisis kemanusiaan.
"Anak-anak kelaparan dan nyaris semua rumah sakit di Venezuela kekurangan obat-obatan," ujar Green sebagaimana dikutip BBC.com, Minggu (17/2/2019).
Mark Green juga menambahkan bahwa krisis tersebut terus melebar hingga ke skala regional, dengan tiga juta penduduk Venezuela bermigrasi ke negara tetangga demi mencari obat dan makanan. "Saat ini kita berdiri di garis terdepan fenomena pengungsi terbesar dalam sejarah Amerika Latin," katanya.
Sementara itu, juru bicara Guaidó mengatakan posko bantuan kemanusiaan untuk Venezuea juga dibuka di Brasil dan Kepulauan Karibia.
Dia menambahkan Guaidó akan mengadakan pertemuan dengan pemerintah Brasil pekan ini untuk mengatur penyimpanan bantuan kemanusiaan di negara bagian Roraima, yang berbatasan dengan Venezuela.
Selain itu, bantuan kemanusiaan lainnya juga akan segera diterbangkan dari Miami ke Curaçao, wilayah yang dikuasai Belanda, awal pekan depan. Masih belum jelas apakah bantuan kemanusiaan itu akan diizinkan masuk ke Venezuela.
Dalam wawancara eksklusif dengan BBC News, Presiden Maduro menyebut bantuan itu merupakan bentuk campur tangan AS dan membantah terjadi krisis di negaranya. Pada Jumat, Maduro memerintahkan pihak militer untuk terus bersiaga menghadapi "rencana perang AS".
Guaidó, yang klaimnya sebagai pemimpin sementara diakui AS dan mayoritas pemerintahan Negara Barat, mengatakan ratusan ribu relawan telah mendaftar untuk membentuk brigade demi mendistribusikan bantuan pada rakyat Venezuela.
Guaidó juga menyerukan agar pihak militer Venezuela mengizinkan bantuan masuk, namun belum ada tanggapan resmi mengenai hal tersebut. "Pesan yang kami sampaikan ke pihak militer adalah mereka punya waktu satu minggu untuk melakukan hal yang benar," kata Guaidó.
Guaidó menyebut bantuan kemanusiaan akan mulai didistribusikan ke Venezuela pada tanggal 23 Februari 2019.