Bisnis.com, SURABAYA - Presiden Joko Widodo meminta insan pers untuk ikut membangun misi optimisme pembangunan negara termasuk menjadi kontrol sosial dan memberi kritik yang konstruktif.
Dalam perayaan puncak Hari Pers Nasional 9 Februari 2019 di Grand City Convention Hall itu, Presiden Jokowi mengharapkan agar insan pers bisa menyajikan informasi yang terverifikasi.
"Saat ini masyarakat banyak disajikan informasi yang berlimpah, ada yang membangun kegaduhan, ada yang membangun pesimisme. Justru sekarang ini dibutuhkan untuk jadi rumah penjernih informasi, menyajikan informasi yang terverifikasi, dan melawan hoax," kata Jokowi saat memberikan sambutan pada peringatan Hari Pers Nasional, Sabtu (9/2/2019).
Jokowi mengatakan jika pemerintah sedang aktif membangun wealth information society jangan dianggap sebagai kampanye atau pencitraan karena hal itu merupakan bagian dari upaya membangun budaya masyarajat yang sadar informasi.
"Dan media itu mengambil alih sebagai amplifier, termasuk kekurangan yang perlu dibenahi," katanya.
Jokowi juga mengajak insan pers untuk terus meneguhkan jati diri sebagai sumber informasi yang akurat, meneguhakan diri untuk mengedukasi masyarakat dan tetap melakukan kontrol sosial dan memberikan kritik yang konstruktif.
Menurut Jokowi, perkembangan sosial media saat ini memang semakin tinggi. Jumlah pengguna internet sudah mencapai 143,26 juta orang. Bahkan tidak jarang media sosial yang viral jadi rujukan media konvensional. Namun, menurut Edelman Trust Barometer 2018, media konvesional ternyata tetap lebih dipercaya masyarakat dibanding media sosial.
Pada 2016, tingkat kepercayaan terhadap media konvensional yakni 59% dibandingkan media sosial yang hanya 45%. Pada 2017, tingkat kepercayaan media konvensional 59% dibandingkan sosial media 45%, dan pada 2018 tingkat kepercayaan media konvensional meningkat menjadi 63% dibandingkan sosial media hanya 40%.
"Semakin ke sini, semakin tidak percaya media sosial," imbuh Jokowi.