Kabar24.com, JAKARTA – Kabar kematian CEO Quadriga CX, Gerald Cotten, menjadi mimpi buruk bagi investor cryptocurrency yang menyimpan aset digital mereka di bursa kripto Kanada tersebut.
Pasalnya Cotten wafat tanpa meninggalkan kunci atau password untuk membuka akses mata uang digital seperti bitcoin, litecoin, dan ether, kepada siapa pun termasuk istrinya sendiri. Dana investor senilai C$190 juta serta merta dibawanya ke alam kubur dan terancam hangus.
Mata uang digital yang dipegang Cotten disimpan dalam cold wallet untuk melindungi dari upaya peretasan. Dia adalah satu-satunya orang di perusahaannya yang memiliki akses password untuk mentransfer sebagian besar uang kliennya.
Oleh lingkaran terdekatnya, Gerry, panggilan akrab Cotten, memang dikenal sangat berhati-hati soal keamanan. Cotten selalu sadar akan keamanan. Laptop, alamat email, dan sistem pengiriman pesan yang digunakannya untuk menjalankan bisnisnya selalu dienkripsi.
Menurut sang istri, Jennifer Robertson, Cotten satu-satunya yang bertanggung jawab untuk menangani dana dan mata uang digital para investor. Robertson bahkan tak paham segala tindak tanduk yang dilakukan suaminya selama ini.
Segalanya berjalan lancar sampai Cotten mendadak meninggal dunia pada 9 Desember 2018 karena komplikasi Crohn's disease dalam kunjungannya ke India. Saat itu ia berencana membuka panti asuhan untuk anak-anak yang membutuhkan.
Sebuah pesan yang diunggah ke dalam situs web perusahaan oleh dewan direksi pada akhir Januari 2019 mengungkapkan peliknya permasalahan ini.
Pihak perusahaan berupaya untuk menemukan dan mengamankan cadangan cryptocurrency penting yang disimpan dalam cold wallet, guna memenuhi saldo cryptocurrency para kliennya.
“Sayangnya, upaya ini belum berhasil,” terang perusahaan, seperti dikutip News.
Perusahaan telah mengajukan permohonan perlindungan kreditor ke Mahkaman Agung Nova Scotia pada 31 Januari. Sejumlah pakar juga telah dikerahkan untuk meretas sistem dan membebaskan mata uang digital di dalamnya.
Yang terkini, pengadilan Kanada mengeluarkan penangguhan 30 hari untuk proses pengajuan klaim terhadap bursa cryptocurrency Quadriga CX. Ernst & Young telah ditunjuk sebagai monitor pihak ketiga perusahaan untuk membantu mengelola keuangan Quadriga selama proses tersebut.
Melalui pernyataannya, Robertson mengatakan akses Quadriga CX ke mata uang digital yang disimpan telah “sangat dirugikan” oleh kematian suaminya.
“Setelah kematian Gerry, inventaris cryptocurrency Quadriga menjadi tidak ada dan sebagian di antaranya mungkin hilang," kata Robertson, dilansir dari Bloomberg.
Menurut data CoinDesk, lebih dari 115.000 pelanggan telah terdampak kasus ini. Wajar saja jika banyak yang geram menuntut jawaban dan solusi dari perusahaan.
Bahkan ada yang berpendapat kematian Cotten direkayasa, apalagi jika melihat perbedaan waktu yang terpaut cukup jauh antara waktu kematian dengan pengumumannya. Berita tentang kematian Cotten pertama kali diumumkan perusahaan pada 14 Januari 2019 di Facebook.
Ada pula yang mengklaim mengetahui adanya transaksi keluar dari alamat Quadriga CX pascakematian Cotten pada 9 Desember. Ini jelas mustahil terjadi jika Cotten benar-benar telah meninggal.
CoinDesk berhasil memperoleh salinan sertifikat kematian Cotten dari pejabat di India, tetapi sebagian pengguna Reddit dan Twitter meragukannya.
Legitimasi kematian Cotten dipertanyakan, dengan menyodorkan kemungkinan untuk membeli sertifikat kematian di sebagian wilayah di India.
Jesse Powell, CEO KrakenFX, dalam akun Twitter pribadinya pada Sabtu menuliskan bahwa kisah kematian Cotten adalah hal yang "aneh dan sulit dipercaya".
Dalam sebuah pernyataan mengenai kematian Cotten yang diunggah di Facebook pada 15 Januari, perusahaan menggambarkan Cotten sebagai pemimpin visioner yang mengubah kehidupan orang-orang di sekitarnya.
“Gerry sangat peduli tentang kejujuran dan transparansi, nilai-nilai yang dijalaninya baik dalam kehidupan profesional maupun pribadinya,” bunyi pernyataan itu.
“Dia seorang pekerja keras dan memiliki semangat kerja, dengan komitmen yang tak tergoyahkan kepada pelanggan, karyawan, dan keluarganya.”
Berdasarkan profil dalam data Bloomberg, Cotten telah menjabat sebagai presiden Quadriga CX sejak 5 Februari 2015, dan sebelumnya terdaftar sebagai CEO dari perusahaan yang sama sejak Desember 2013.
Cotten diinformasikan memiliki 11 tahun pengalaman di bidang mata uang digital. Pria berusia 30 tahun ini lulus pada 2010 dengan gelar BBA dari Schulich School of Business di York University, yang berlokasi di Toronto, Canada.
Keterlibatan dengan cryptocurrency semasa hidupnya juga berkembang luas melalui perannya sebagai Direktur Vancouver Bitcoin Co-Op sejak Desember 2013 dan anggota Bitcoin Foundation.
Kepada situs web cryptocurrency ICO Ranker, Freddie Heartline, salah seorang teman Cotten, menampik segala pendapat bahwa Cotten telah terlibat dalam aksi penipuan.
“Dia sebenarnya pria yang sangat hebat. Semua orang selalu mengasumsikan yang terburuk ketika mereka tidak tahu apa-apa,” tandas Heartline.
Meski jarang terjadi, bukan berarti kasus seperti ini menjadi masalah keamanan pertama yang dihadapi industri mata uang digital. Aset digital senilai ratusan juta dolar telah melayang karena peretasan selama beberapa tahun terakhir.
Booming harga bitcoin dan cryptocurrency lainnya sampai-sampai menimbulkan dilema bagi pemerintah di seluruh dunia dalam mencoba mengatur penggunaannya.
Mungkin kasus ini bisa menjadi bunyi alarm yang terdengar lebih nyaring tak hanya untuk pihak otoritas tetapi juga khalayak investor cryptocurrency.