Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hadiri Perayaan Imlek Nasional, Jokowi Minta Warga Datang ke TPS Saat Pemilu

Presiden Joko Widodo, yang juga menjadi calon presiden dalam Pilpres 2019, meminta warga untuk datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada 17 April 2019.
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato sebelum membuka Rakernas Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (6/2/2019)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato sebelum membuka Rakernas Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (6/2/2019)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo, yang juga menjadi calon presiden dalam Pilpres 2019, meminta warga untuk datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada 17 April 2019.

Seperti diketahui, Pilpres dan Pileg akan diselenggarakan serentak kurang lebih 10 pekan lagi. Dalam pidatonya di acara Perayaan Imlek Nasional di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Kamis (7/2/2019), Jokowi tidak mengarahkan warga untuk memilih kandidat tertentu.

"Saya ingin pesan, 17 April 2019 kita akan adakan Pileg dan Pilpres. Saya titip agar kita semuanya hadir ke TPS, TPS yang ada di lingkungan Bapak Ibu sekalian," ujarnya, yang pernyataannya kemudian disambut meriah oleh warga.

Jokowi berpesan supaya warga tidak mendengarkan hal yang menakut-nakuti. Namun, dia tidak menjelaskan apa yang dimaksud sebagai hal yang menakut-nakuti tersebut.

Jokowi hanya menyatakan TNI dan Polri menjamin keselamatan warga yang akan menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu 2019.

"Semuanya 100% harus hadir di TPS karena ini menentukan bangsa kita ke depan," ucapnya.

Ajakan tersebut disampaikan di tengah munculnya keengganan sebagian masyarakat menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu alias golput.

Sebelumnya, Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) menjelaskan kemungkinan bahwa minimnya pilihan kandidat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) dalam Pilpres akan mempengaruhi naiknya angka golput.

Hal ini mengacu pada data golput yang terus naik sejak Pilpres 2004, yaitu dari 20,2% di putaran I dan 22,5% di putaran II, menjadi 27,4% pada Pilpres 2009. Angka itu kembali meningkat tajam pada Pilpres 2014 menjadi 31% dari suara nasional.

Pada Pilpres 2019, hanya terdapat dua kandidat yaitu pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yodie Hardiyan
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper