Bisnis.com, JAKARTA — Calon Wakil Presiden nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin melemparkan perumpamaan bahwa ulama dan pesantren Nahdlatul Ulama (NU), kini mempunyai tugas yang berat.
"Dulu kita orang NU sering kehilangan sandal di masjid, belakangan kehilangan masjid, tinggal sandalnya [tidak hilang]. Ini problem-problem yang kita hadapi, maka harus ada langkah-langkah antisipasi," ungkap Kiai berusia 75 tahun ini dalam keterangan pers yang diterima Bisnis, Senin (4/2/2019).
Hal itu disampaikan Kiai Ma'ruf saat menggelar silaturahmi dengan kalangan ulama NU dan Pengasuh Pondok Pesantren Bugen Al-Itqon Semarang, Jawa Tengah, Senin (4/1/2019).
Perumpamaan tersebut menyiratkan bahwa ulama dan pesantren bukan hanya berperan dalam mengembangkan nilai-nilai kegamaan, tetapi memiliki peran untuk mengawal yang disebutnya wilayah kebangsaan dan kenegaraan.
"Maka itu para ulama di dalam mengembangkan kenegaraan karena NU sebagai jamiyah dinniyah islamiyah sesuai dengan bidang keagamaan Islam bagaimana membangun Islam yang damai," tutur Kiai Ma'ruf.
Ma'ruf menilai saat ini muncul paham-paham keagamaan yang berkembang di Indonesia, tetapi tidak sejalan dengan nilai-nilai keagamaan yang selama ini dianut di Tanah Air.
Mantan Ketua MUI dan Rais Aam PBNU ini menganggap munculnya paham keagamaan tersrbut bukan lagi soal bagaimana cara mengantisipasinya, melainkan tengah berada dalam posisi menghadapinya.
Oleh sebab itu, Ma'ruf mendorong peran ulama NU dan Pesantren harus kembali ditingkatkan, dengan mengajak kembali ke ajaran Ahlusunnah Wal Jamaah di tempat-tempat ibadah seperti Masjid.
Ma'ruf Amin: Dulu Orang NU Sering Kehilangan Sandal di Masjid, Belakangan Kehilangan Masjid
Calon Wakil Presiden nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin melemparkan perumpamaan bahwa ulama dan pesantren Nahdlatul Ulama (NU), kini mempunyai tugas yang berat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Fajar Sidik
Topik
Konten Premium