Bisnis.com, JAKARTA - Atase militer Venezuela di Amerika Serikat, Jose Luis Silva, menyatakan membelot dari Nicolas Maduro dan mendukung Juan Guaido yang memproklamirkan diri sebagai presiden interim pada pekan lalu.
"Saya mendukung jalan Presiden interim Juan Guaido," tutur Silva seperti dikutip CNN.com, Senin (28/1/2019).
Silva mengatakan bahwa dukungan tersebut termasuk untuk menghentikan perebutan kekuasaan eksekutif demi memulai transisi ke pemerintahan baru melalui pemilihan umum yang bebas dan transparan.
Pernyataan itu bertentangan dengan sikap Menteri Pertahanan, Vladimir Padrino yang mengatakan bahwa jajaran militernya mendukung pemerintahan Maduro.
Kementerian Pertahanan Venezuela pun menyebut pembelotan Silva ini sebagai pengkhianatan. Dalam sebuah cuitan di akun Twitter, kementerian pertahanan mengunggah gambar yang diambil dari video pembelotan Silva dan menambahkan kata "pengkhianat."
"Pembangkangan di hadapan kepentingan internasional adalah tindakan pengkhianatan dan pengecut terhadap tanah air yang diwarisi dari pahlawan kita, Simon Bolivar. Karena itu, kami menolak deklarasi yang dibuat Kolonel Jose Luis Silva yang bertindak sebagai atase militer di Amerika," kicau kementerian pertahanan.
Baca Juga
Pada saat bersamaan dengan pengakuan membelot dari Silva, Majelis Nasional yang dikuasai oleh oposisi merancang rancangan undang-undang amnesti untuk melindungi anggota militer yang ingin membelot dari Maduro.
Melalui RUU tersebut, warga sipil, politikus, pejabat publik, dan anggota militer yang dituduh melakukan kejahatan atau tindakan tidak konstitusional selama pemerintahan Hugo Chavez dan Maduro juga diberi pengampunan.
Anggota parlemen dikabarkan akan mengadakan pemungutan suara terkait RUU tersebut besok, Selasa (29/1/2019).
Krisis perebutan kursi kepresidenan tak hanya menuai ketegangan di Venezuela, tapi juga di tingkat internasional. Dalam sebuah pertemuan Dewan Keamanan PBB, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, mendesak PBB untuk mendukung Guaido.
"Sekarang saatnya bagi setiap negara untuk memilih tim, entah berdiri dengan kekuatan kebebasan Guaido, atau bersekutu dengan Maduro dan kekacauannya," tutur Pompeo.
Pernyataan tersebut dijawab oleh Menteri Luar Negeri Venezuela, Jorge Arreaza, dengan menuding AS mendikte perintah kepada negara-negara barat.
Negara-negara Eropa seperti Spanyol, Jerman, Perancis, Belanda, dan Inggris, manyatakan akan mendukung Guaido kecuali Maduro mengadakan pemilu dalam waktu delapan hari.