Bisnis.com, JAKARTA – Seorang anggota Kongres di Brasil memutuskan mundur dari karena tak tahan menerima ancaman pembunuhan.
Jean Wyllys, anggota kongres gay pertama di Brasil, menyatakan tidak akan menjalani masa jabatan barunya di parlemen itu meskipun telah terpilih kembali. Dia berencana meninggalkan Brasil dan tinggal di luar negeri.
Dalam surat kepada Partai Sosialisme dan Kebebasan (PSOL) yang berisikan penjelasan keputusannya untuk meninggalkan Brasil, Wyllys, 44 tahun, mengungkapkan tak tahan menghadapi ancaman pembunuhan yang ditujukan kepadanya dan hampir menyebabkan ia tidak bisa keluar dari kediamannya.
Ancaman pembunuhan itu bahkan dikatakan juga menyeret orang-orang terdekatnya, termasuk sang ibu.
Kepada surat kabar setempat, Wyllys mengatakan bahwa iklim kekerasan di Brasil, yang tercatat sebagai salah satu negara dengan tingkat pembunuhan terburuk di dunia tahun lalu, telah memburuk.
Menurutnya, kekerasan di Brasil memburuk sejak terpilhnya Presiden dari sayap kanan Jair Bolsonaro pada Oktober tahun lalu. Bolsonaro diketahui meremehkan kaum gay dan minoritas lainnya.
Wyllys juga mengatakan telah bosan hidup dengan pengamanan yang mengiringinya sejak pembunuhan bergaya eksekusi tahun lalu dialami oleh anggota kongres asal Rio de Janeiro Marielle Franco, sesama anggota PSOL.
“Ini bukan tentang terpilihnya Bolsonaro saja. Ini soal tingkat kekerasan yang telah meningkat sejak dia terpilih,” kata Wyllys kepada surat kabar Folha de S.Paulo.
Ia melihat dirinya telah menjadi target dari ancaman pembunuhan yang konstan dan tindak pencemaran nama baik di media sosial. Ia bahkan menerima perlakuan tak mengenakkan ketika sedang berjalan didampingi oleh pengawal.
“Saya tidak ingin mengorbankan diri. Saya ingin menjaga diriku sendiri dan tetap hidup,” tambahnya.
Selama dua masa jabatannya di kongres, Wyllys diketahui kerap menyuarakan hak-hak untuk kaum gay serta berjuang melawan diskriminasi agama dan kekerasan terhadap perempuan.