Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Voting Brexit, PM May Ditelikung 70 Anggota Partai yang Membelot ke Oposisi

Perdana Menteri Theresa May harus siap menerima penolakan kesepakatan Brexit setelah mayoritas anggota parlemen diperkirakan akan menolak kesepakatan Brexit dalam pemungutan suara.
PM Inggris Theresa May meninggalkan markas Partai Konservatif di London./Reuters-Peter Nicholls
PM Inggris Theresa May meninggalkan markas Partai Konservatif di London./Reuters-Peter Nicholls

Bisnis.com, JAKARTA – Perdana Menteri Theresa May harus siap menerima penolakan kesepakatan Brexit setelah mayoritas anggota parlemen diperkirakan akan menolak kesepakatan Brexit dalam pemungutan suara.

Sedikitnya 70 orang dari Partai Konservatifnya, serta juga sekutu dalam Partai Demokrat, secara terbuka berjanji untuk bergabung dengan Anggota Parlemen oposisi dalam memberikan suara menentang perjanjian Brexit yang May usulkan.

Ini akan menghasilkan kekalahan dengan selisih 150 suara atau lebih, yang terbesar dalam lebih dari satu abad terakhir. Bahkan jika beberapa orang abstain, kekalahan lebih dari 100 suara akan menjadi yang terburuk sejak 1924.

May menunda pemungutan suara sebelum Natal dengan harapan memenangkan Parlemen dengan perjanjian baru dari Brussels terkait pengaturan perbatasan antara Irlandia Utara dan Republik Irlandia, yang lazim disebut backstop, namun surat-surat kepastian pemimpin Uni Eropa diperlakukan dengan cemoohan di Majelis Rendah Inggris pada Senin.

"Saya akan terus mendorong anggota Dewan ini untuk memilih apa yang saya yakini sebagai kesepakatan yang bagus," kata May ketika dia menghadapi kritik dari semua pihak, seperti dikutip Bloomberg.

"Kami bertanya kepada orang-orang apa pandangan mereka dan mengatakan kami akan melakukan apa yang mereka putuskan, dan sekarang kami harus melakukannya," lanjutnya.

Pasar dan UE akan memantau hasil pemungutan suara pada Selasa (15/1/2019) yang dijadwalkan mulai pukul 7 malam waktu setempat, dan margin kekalahan pemerintah akan memengaruhi respons keduanya.

Kepala penjualan mata uang hedge-fund di Mizuho Bank, Neil Jones mengatakan kekalahan dalam pemungutan dengan lebih dari 220 suara dapat membuat poundsterling jatuh ke level US$1,225.

Sementara itu, kekalahan lebih dari 60 suara mungkin akan berarti perjanjian hampir mati dan negosiasi akan berada dalam kekacauan, ungkap sejumlah pejabat Uni Eropa pekan lalu.

Pejabat UE juga mengatakan jika kekalahan kurang dari 60 suara, UE mungkin akan mencari cara-cara baru untuk membuat perjanjian lebih dapat diterima oleh masing-masing pihak.

Ketika May mengajukan banding ke partainya dalam pertemuan tertutup Senin malam di Parlemen, sepertinya mendapatkan margin kekalahan di bawah 100 suara akan menjadi pencapaian yang signifikan.

Sebaliknya, lawan pihak oposisi Perdana Menteri bersemangat untuk fase pertempuran berikutnya. Mantan Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson menyambut kehancuran segera dari kesepakatan itu dan mengatakan dia akan mendukung Brexit tanpa kesepakatan “dengan semangat dan antusiasme" begitu kesepakatan itu gagal.

"Kita bisa gagal, kita bisa memilih untuk kesepakatan ini, dan dengan demikian kita akan mengkonfirmasi kecurigaan terburuk dari publik Inggris tentang sinisme elit, atau kita bisa memperbaikinya dan merebut peluang di depan kita," katanya kepada anggota parlemen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper