Bisnis.com, JOGJA- BPH Kusumo Bimantoro Putra Mahkota KGPAA Paku Alam X resmi telah menjadi suami dari Maya Lakhsita. Bagaimana kisah asmara keduanya hingga sampai ke pelaminan dalam prosesi Dhaup Ageng, Berikut laporan resminya.
Sekitar lima atau enam tahun yang lalu, layaknya anak SMA lain, BPH Kusumo Bimantoro banyak berkomunikasi dengan teman-temannya. Di bangku sekolah kala berseragam putih abu-abu itu pula, menjadi kisah indah bagi siapa saja termasuk jalinan cerita dengan lawan jenis yang menjadi teman di sekolah. Namun BPH Kusumo Bimantoro lebih fokus pada kewajibannya sebagai pelajar yaitu belajar.
Ia justru baru mulai memiliki rasa cinta terhadap lawan jenis secara intens saat mulai akan lulus dari SMA. Perempuan yang menjadi tambatan hatinya tak lain adalah Maya Lakhsita Noorya, teman satu angkatan BPH Kusumo Bimantoro di SMAN 5 Kota Jogja. Cintanya kepada Maya baru muncul saat jelang lulus SMA, meski sebelumnya sudah bertahun-tahun bertemu di sekolah yang sama sejak SMP.
Kisah cinta itu memang banyak diketahui, tak terkecuali di internal Puro Pakualaman. Maklum, Surya, sapaan akrab BPH Kusumo Bimantoro, telah menjadi teman satu angkatan sejak bangku SMP, tepatnya di SMPN 5 Kota Jogja.
Kebersamaan keduanya di lembaga pendidikan usai saat mengakhiri jenjang SMA. Karena setelah lulus SMA, mereka menempuh pendidikan di perguruan tinggi yang berbeda. Suryo menjadi mahasiswa Jurusan Arsitektur di Universitas Gadjah Mada (UGM), sedangkan Maya memilih kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
"Kebetulan mereka SMP, SMA sama satu sekolah, mungkin bertemu di sana. Tetapi ketika [BPH Kusumo Bimantoro] cerita dengan saya itu bertemunya di akhir SMA malahan, baru ada rasa [cinta] menjelang lulus, kan ini satu angkatan," kata salah satu abdi dalem Pakualaman M.Ng. Citropanambang di sela-sela Pahargian Dhaup Ageng, Sabtu (5/1/2019).
Kisah cinta kedua mempelai berawal saat masih duduk di bangku SMA juga diamini kerabat Puro Pakualaman lainnya, yaitu KPH Indro Kusumo. "Mungkin tadinya ketemu di sekolah dilanjutkanlah [kisah cinta itu], yang satu kuliah di [Fakultas] Teknik yang satunya Fakultas [Kedokteran]," ucap kerabat Puro Pakualaman KPH Indro Kusumo.
Sosok BPH Kusumo Bimantoro tergolong lelaki yang setia pada satu pilihan yakni, Maya Lakhsita yang kini mengabdi di salah satu Puskesmas di Kota Jogja sebagai seorang dokter. Terbukti lebih dari lima tahun menjalin hubungan tetap bertahan hingga sampai ke Dhaup Ageng yang dihelat Sabtu (5/1/2019). Di era milenial saat ini meski berbeda kampus, keduanya tetap bisa berkomunikasi lewat kecanggihan teknologi, selain itu keduanya masih sama-sama tinggal di Jogja. "Lima tahun lebih [pacaran] hebat kan, setia, kalau dilihat sosok keduanya [mempelai] selalu adem ayem," kata Citropanambang.
BPH Kusumo Bimantoro lahir pada 10 April 1992, merupakan putra sulung dari KGPAA Paku Alam X dan GKBRAA Paku Alam. Ia menempuh pendidikan dari TK Pertiwi Puro Pakualaman, SDN Puro Pakualaman 1 Jogja, SMPN 5 dan SMAN 5 Kota Jogja.
Sementara itu Maya Lakhsita yang merupakan putri pasangan Mandiyo Priyo dan Rini Wijayanti lahir pada 27 April 1991, menempuh pendidikan sejak dari TK Masjid Syuhada, SD Muhammadiyah Sukonandi Kota Jogja, SMPN 5 dan SMAN 5 Kota Jogja.
Suryo memiliki hobi menggambar dan memecahkan materi pelajaran fisika. Kerabat Puro Pakualaman mengakui BPH Kusumo memiliki cita-cita yang tulus dalam membangun kebudayaan di wilayah DIY. Terutama berkaitan dengan keahlian bidang arsitektur dalam mengembalikan wibawa Jogja sebagai Kota Budaya.
"Nantinya karena [kuliah] di [Jurusan] Arsitektur [kami] menginginkan beliau itu bisa menjaga bangunan lama bukan diubah jadi bangunan baru tetapi dengan tetap mempertahankan bangunan lama," ujar Indro Kusumo lagi.
Kisah cinta keduanya diresmikan melalui proses Dhaup Ageng Pakualaman yang akan menjadi salah satu tambahan rangkaian sejarah budaya di Puro Pakualaman dan Jogja pada umumnya. Pahargian keduanya berlangsung di Bangsal Sewatama sebagai pertanda sebagai perhelatan sangat sakral dan bernilai budaya yang tinggi.
Keduanya duduk di Bangsal yang sakral, dengan posisi di samping kiri tempat duduk KGPAA Paku Alam X dan GKBRAA Paku Alam yang berada di tengah. Senyum bahagia keduanya tak pernah hilang saat menyalami ribuan tamu dari kalangan pejabat hingga tokoh masyarakat. "Matur sembah nuwun [terima kasih]," ujar BPH Kusumo Bimantoro saat menyalami tamu yang terpantau dari layar monitor TV di area Dhaup Ageng. Demi menjaga kesakralan upacara, panitia membatasi dengan ketat jumlah media yang masuk di lingkungan Sewatama.
Bahkan Presiden Joko Widodo mengakui besarnya nilai kesakralan Dhaup Ageng Puro Pakualaman karena dilakukan di tempat yang sakral. "Ini perkawinan yang sakral dan dilakukan di tempat yang sakral," katanya saat menghadiri Dhaup Ageng.