Bisnis.com, JAKARTA – Senator terpilih sekaligus kandidat Partai Republik dalam pemilu Presiden Amerika Serikat (AS) 2012, Mitt Romney, terang-terangan mengkritik kepemimpinan Presiden Donald Trump.
Dalam tulisan editorial di The Washington Post pada Rabu (2/1/2019), Romney menilai Trump belum mampu memenuhi peran jabatan yang telah ditetapkan untuknya. Kendati mengakui beberapa kebijakan Trump dapat berjalan, karakter Presiden ke-45 AS tersebut dianggap telah merugikan Amerika Serikat.
“Untuk sebagian besar, suatu kepresidenan membentuk karakter publik bangsa. Seorang presiden harus menyatukan dan mengilhami kita untuk mengikuti "malaikat-malaikat kita yang lebih baik”,” tulis Romney, seperti dilansir Business Insider.
Tapi, menurut Romney, di sinilah Trump, dan oleh karenanya Amerika telah jatuh. “Sebagai sebuah bangsa, kita telah diberkati dengan presiden-presiden yang telah menyerukan kebesaran semangat Amerika. Dengan bangsa yang terpecah belah, benci dan marah, kepemimpinan presiden dalam kualitas karakter sangat diperlukan,” kata Romney. “Dan di area inilah di mana kekurangan yang dimiliki [Presiden] petahana terlihat paling mencolok,” lanjutnya.
Romney menunjukkan bobot rasa hormat global untuk AS di bawah Trump telah jatuh dengan cepat. Kepresidenan Trump, menurutnya, telah jatuh ke posisi terendah baru pada bulan Desember, akibat terpukul oleh hengkangnya Menteri Pertahanan Jim Mattis dan Kepala Staf Gedung Putih John F. Kelly.
Namun, lanjutnya, penunjukan orang-orang senior yang kurang berpengalaman dan langkah membuang sekutu berhargalah yang lebih merugikan bangsa. “Klaim Presiden yang tidak masuk akal bahwa Amerika telah lama menjadi “pecundang” dalam urusan dunia membuat kepresidenannya turun,” kata Romney.
“Sudah diketahui umum bahwa Donald Trump bukan pilihan saya untuk calon presiden dari Partai Republik. Setelah dia menjadi kandidat, saya berharap kampanyenya akan menahan diri dari kebencian dan celaan. Namun, tidak."
Singkatnya, tambah Romney, perilaku Trump selama dua tahun terakhir sejak ia terpilih menjadi Presiden AS pada pilpres 2016, dan terutama tindakannya pada Desember adalah bukti bahwa Trump belum memenuhi perannya untuk posisi tersebut.
Editorial tersebut dituliskan tepat sebelum Romney, seorang tokoh Republik dari Utah, akan dilantik menjadi anggota Senat pada Kamis (3/1/2019) dan menekankan kesediaannya untuk bekerja sama dengan Gedung Putih dan sesama senator demi mencapai perubahan kebijakan.
Terlepas dari kritiknya terhadap Trump, Romney juga menuliskan bahwa ia akan mengikuti kepemimpinan Pemimpin Mayoritas Senat, Mitch McConnell, yang berhubungan baik dengan Trump di masa lalu.
Romney juga tidak memberikan perincian apa pun tentang bagaimana ia akan menentang Trump saat berada di Washington, seperti dilansir CBS News.
Sementara itu, tingkat persetujuan untuk Trump mencatat penurunan terbesar di Utah dibandingkan negara bagian lain, menurut Salt Lake Tribune pada Oktober. Menurut surat kabar itu, 58% penduduk Utah tidak mendukung Trump dan hanya 45% yang masih mendukung kepresidenannya.