Bisnis.com, JAKARTA--Presiden Joko Widodo mengungkapkan bahwa pengalaman sulitnya di masa kecil menjadi kunci penting dalam mengarahkan kebijakan-kebijakannya di pemerintahan saat ini.
Dalam buku berjudul Jokowi Menuju Cahaya yang dikarang penulis Alberthiene Endah, Jokowi diceritakan sempat tinggal di bantaran sungai dan terkena penggusuran sehingga membuat dia harus rela menumpang di rumah adik ibunya.
"Biasa saja. Kecil hidup di pinggir Kali Anyar. Yang jelas, kesulitan kesusahan dan perjuangan untuk hidup telah jadi keseharian. Hal seperti itu tidak perlu diekspos tapi bahwa perjalanan panjang dalam kesulitan kekurangan, dalam kita mengarungi hidup menjadi bagian yang penting pada suatu saat kelak," katanya di Jakarta, Kamis (13/12/2018).
Masa sulitnya pun tidak hanya berakhir sampai situ. Setelah lulus kuliah, Jokowi muda mendapatkan pekerjaan di Aceh.
Dia bercerita saat itu ia harus tinggal di Aceh Tengah, yang saat pemekaran sekarang bernama Kabupaten Bener Meriah. Bersama istrinya, Iriana Joko Widodo, mereka tinggal rumah panggung di tengah hutan.
"Kalau malam isinya 20-30 banyak babi hutan. Rame sekali di bawah. Tapi buat saya biasa saja. Ya namanya di hutan. Ya babi hutan, kadang-kadang beruang. Ya biasa," ujarnya.
Baca Juga
Menurut Jokowi, kesulitan-kesulitan yang ia alami saat itu menjadi pewarna bagi hidupnya saat ini. Apalagi, dengan pengalamannya memimpin dari level terkecil mulai kota, provinsi, hingga negara akan mempengaruhi setiap kebijakan yang diambilnya.
"Dari situ kita ditempa bagaimana kehidupan yang sebenarnya di dunia. Gak mungkin hidup seneng terus, susah terus juga gak mungkin. Ada senangnya naik, susahnya turun lagi. Ya buat saya tadi biasa saja. Saya jalani biasa saja," tambahnya.