Bisnis.com, JAKARTA – Elektabilitas kedua calon presiden baik itu Joko Widodo dan Prabowo Subianto dianggap sudah mentok dan tidak akan bisa didongkrak lagi.
Adil Makmur Suhud Aliyudin, Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Koalisi Indonesia, mengatakan bahwa ini menyebabkan keberadaan calon wakil presiden jadi sangat berpengaruh untuk memenangkan pemilihan presiden (pilpres) 2019.
“Sejauh mana calon ini bisa menjadi harapan, maka keberadaan wakil presiden dalam kampanye ini menjadi penting,” katanya di Jakarta, Kamis (13/12/2018).
Suhud yang juga Direktur Pencapresan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjelaskan bahwa demi memenangkan pertarungan dalam merebutkan kursi nomor satu di Indonesia, Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno tidak memiliki strategi yang sangat hebat.
Baginya, semua rencana itu sama saja. Yang membedakan adalah ketika dijalankan dengan baik sesuai rencana.
Sementara itu, Prabowo-Sandi masih memiliki harapan bisa terpilih menjadi presiden dan wakil presiden walaupun pada 2014 Prabowo kalah dari Jokowi.
Keyakinan itu didapat dari tingkat keterpilihan Joko Widodo yang berpasangan dengan Ma’ruf Amin masih di bawah 50% berdasarkan hasil beberapa lembaga survei.
Padahal, Presiden Susilo Bambang yudhoyono saat menjadi petahana pada 2009 dulu memiliki elektabilitas di atas 70%.
“Paling tidak kami memiliki empat hasil lembaga survei. Dua dari PKS, dua lagi dari BPN. Hasil ini kami lihat ada pergeseran dukungan kepada Prabowo-Sandi,” ucapnya.