Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Inggris Theresa May akan menghadapi mosi tidak percaya dari Partai Konservatif pimpinannya, Rabu (12/12/2018).
Dilansir dari BBC, Partai Konservatif akan melaksanakan perhitungan suara mosi tidak percaya setelah 48 anggotanya mengajukan surat mosi kepada Komite 1922. Pemungutan suara tersebut diperkirakan berlangsung pada pukul 18.00 hingga 20.00 waktu Inggris.
Pemungutan suara untuk menentukan nasib May bisa diikuti seluruh anggota Partai Konservatif yang menduduki kursi parlemen. Jika ingin bertahan, May hanya perlu mengamankan suara mayoritas dari total suara terdaftar.
Jika May menang, posisinya sebagai perdana menteri akan aman untuk 12 bulan ke depan. Sebaliknya jika kalah, May harus mengundurkan diri dan tidak diperkenankan mencalonkan diri dalam pemilihan kepemimpinan selanjutnya.
May menjabat sebagai Perdana Menteri sejak 2016 usai Inggris memutuskan keluar dari Uni Eropa dalam sebuah referendum. Belakangan May terus menerima kritik dari sesama anggota partai yang tidak setuju atas kesepakatan Brexit yang ia buat dengan Brussels.
Ia bahkan membatalkan perhitungan suara di parlemen untuk kembali membahas kesepakatan Brexit dengan UE, Selasa (11/12/2018). Namun rencana tersebut ditolak UE yang kembali menegaskan bahwa tidak ada renegosiasi ulang.
Baca Juga
“Jika kita tetap mengadakan perhitungan besok (11/12/2018), kesepakatan itu akan ditolak dengan margin suara yang signifikan,” ujar May di hadapan Parlemen Inggris, Senin, mengacu pada kesepakatan yang dihasilkan setelah negosiasi 18 bulan, seperti dikutip Reuters, Selasa (11/12/2018).
Sekalipun May menang dalam pemungutan suara mosi tidak percaya, ia memiliki opsi untuk mengundurkan diri.