Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menlu Indonesia dan Australia akan Bertemu di Bali

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi diagendakan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne di sela-sela penyelenggaraan Bali Democracy Forum (BDF) pada 6-7 Desember 2018.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memberikan keterangan seputar pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Chied Officer SAR Hong Kong Carrie Lam di Istana Merdeka, Rabu (25/4/18)/Bisnis - David Eka Issetiabudi
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memberikan keterangan seputar pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Chied Officer SAR Hong Kong Carrie Lam di Istana Merdeka, Rabu (25/4/18)/Bisnis - David Eka Issetiabudi

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi diagendakan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne di sela-sela penyelenggaraan Bali Democracy Forum (BDF) pada 6-7 Desember 2018.

"Memang ada rencana besok di Bali pada saat Menlu Australia hadir di BDF," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arrmanatha Nasir mengonfirmasi pada Rabu (5/12/2018).

Tidak disampaikan lebih lanjut isu apa yang akan dibahas kedua negara. Namun seperti dilansir dari Sydney Morning Herald, pertemuan ini adalah yang kedua sejak pesan WhatsApp pribadi yang disinyalir dikirim oleh Retno untuk Payne, bocor ke media Australia. Sebelumnya, kedua menteri telah bertemu di Port Moresby di sela-sela KTT APEC.

Dalam pesan WhatsApp yang ditayangkan oleh Seven Network Australia Oktober lalu, Menlu Retno menyampaikan protes soal rencana pemindahan kedutaan besar Australia di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem. Retno juga menyampaikan rencana tersebut akan menjadi tamparan bagi Indonesia terkait isu Palestina.

Indonesia sendiri telah memanggil Duta Besar Australia untuk Indonesia Gary Quinlan untuk menyatakan sikap secara resmi.

Dalam pemanggilan tersebut, Indonesia menegaskan kembali posisinya dalam solusi perdamaian antara Palestina dan Israel dan mengungkapkan bahwa langkah memindahkan kedutaan besar ke Yerusalem kontraproduktif dengan usaha perdamaian.

Menghangatnya hubungan Indonesia-Australia terkait isu pemindahan kedubes ini diperkirakan berpotensi mengganjal pengesahan Perjanjian kemitraan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).

Sebagaimana diwartakan Bisnis sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan kesepakatan IA-CEPA sendiri telah selesai dibahas dan tengah menunggu hasil pertemuan Menlu Retno Marsudi dan Menlu Payne.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper