Bisnis.com, SRAGEN - Gara-gara kasus angka kematian ibu (AKI) meningkat menjadi 14 kasus per November 2018, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen Hargiyanto dicekal Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati agar tidak bepergian ke luar Sragen selama sebulan ke depan.
Kepala DKK diminta fokus mengawasi ibu hamil, terutama yang berisiko tinggi agar tidak muncul kasus baru selama Desember 2018.
Pencekalan tersebut disampaikan Bupati saat berpidato di hadapan 2.000 orang kader kesehatan yang berkumpul dalam Gathering Kader Kesehatan di Gedung Sasana Manggala Sukowati (SMS) Sragen, Kamis (29/11/2018).
Bupati menyampaikan AKI di Sragen per November mencapai 14 kasus saat proses melahirkan dengan faktor penyebab dan latar belakang berbeda-beda, seperti pre-eclampsia dan disertai penyakit bawaan.
“Pada 2017, AKI hanya 11 kasus dan 2018 ini baru November naik menjadi 14 kasus. Ini rekor. Sehari pernah ada dua kasus kematian ibu sehingga penambahannya jadi 14 kasus itu. Mulai Sekarang Pak Hargi [Hargiyanto] ora oleh lunga [tidak boleh bepergian]. Pak Hargi tidak usah ke mana-mana tetapi hanya memantau wong meteng [orang hamil]. Jangan sampai ada kasus lagi di Desember mendatang,” ujar Yuni, sapaan Bupati Sragen.
Dia menjelaskan semua kasus kematianibu sudah mendapat penanganan rujukan ke rumah sakit. Dia sedikit lega karena tidak ada kasus kematian ibu yang terjadi di rumah.
Dia meminta para kader kesehatan lebih cerewet kepada para ibu hamil dan terus memantau perkembangan ibu hamil. Dia menargetkan 2019 kasus AKI jangan sampai 10 kasus.
“Tahun depan tidak ada tambahan insentif untuk kader kesehatan karena memang anggaran yang tersedia tidak mencukupi. Anggaran insentif itu sudah mencapai Rp2 miliar per tahun. Kendati demikian, kami meminta komitmen lebih kepada para ibu kader kesehatan untuk bersama-sama menekan AKI,” tuturnya.
Kepala DKK Sragen Hargiyanto menyampaikan DKK sudah berusaha semaksimal mungkin dan sistem yang dipakai sudah diperbaiki terus menerus, seperti pelayanan fasilitas kesehatan I sampai fasilitas rujukan. Hargiyanto berencana menerapkan sistem infomasi manajemen kesehatan ibu dan anak (Simkia) di 25 puskesmas di Sragen.
“Sampai Oktober kemarin yang berjalan baru enam puskesmas, yakni Sragen, Sidoharjo, Karangmalang, Ngrampal, Kedawung I, dan Kedawung II. Sisanya sebanyak 19 puskesmas segera menerapkan Simkia semua pada akhir 2018. Nanti di sistem itu bisa diketahui perkembangan ibu hamil risiko tinggi, termasuk pelaporan dan evaluasinya,” tambahnya.