Bisnis.com, JAKARTA – Pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin dianggap memiliki pendukung lebih banyak dari masyarakat Nahdlatul Ulama, sedangkan kader Muhammadiyah cenderung merapat ke pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Direktur Eksekutif Median Rico Marbun mengatakan keunggulan Jokowi-Ma’ruf di pemilih Nahdlatul Ulama (NU) lebih kecil dibandingkan keunggulan Prabowo-Sandi di Muhammadiyah.
“Jokowi-Ma’ruf unggul dengan selisih 11,2% di pemilih NU, sedangkan Prabowo-Sandi unggul dengan selisih 39% di kalangan Muhammadiyah,” paparnya di Jakarta, Selasa (27/11/2018).
Median mencatat pasangan petahana mendapat suara 47,6% dari pemilih NU, sedangkan pasangan Prabowo-Sandi 36,4%. Adapun pemilih yang belum menentukan keputusan sebesar 16%.
Sementara itu, dari kalangan Muhammadiyah, pasangan Jokowi-Ma’ruf hanya mendapat 23% suara melawan 62% dari Prabowo-Sandi. Sementara itu, pemilih yang belum memutuskan dukungan sebanyak 15%.
Meski demikian, secara keseluruhan, pasangan nomor urut 02 belum bisa melampaui pasangan lawan.
Hasil survei nasional yang dilakukan Median pada 4-16 November 2018 menyimpulkan bahwa elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebesar 47,7% dan Prabowo-Sandi 35,5%. Adapun masyarakat yang belum menentukan pilihan sebanyak 16,8%.
Survei tersebut dilakukan kepada 1.200 responden dari warga yang memiliki hak pilih dan berada di seluruh Indonesia.
“Seharusnya sebagai petahana suara Jokowi bisa di atas 60%. Akan tetapi, Prabowo bisa menekan dan membuat perbedaan tidak terlalu tebal,” ucap Rico.