Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Tak Tega Dengar Rekaman Pembunuhan Khashoggi

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan tidak ingin mendengarkan rekaman audio pembunuhan wartawan Saudi Jamal Khashoggi.
Presiden AS Donald Trump berpidato saat bertemu Presiden China Xi Jinping di China pada November 2017/Reuters
Presiden AS Donald Trump berpidato saat bertemu Presiden China Xi Jinping di China pada November 2017/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan tidak ingin mendengarkan rekaman audio pembunuhan wartawan Saudi Jamal Khashoggi.

Pemerintah AS telah menerima rekaman tersebut dari Turki tetapi Trump mengatakan tidak berniat untuk mendengarkannya karena berisikan sesuatu yang mengerikan.

“Saya tidak ingin mendengarkan rekaman itu, tidak ada alasan bagi saya untuk mendengar rekaman itu,” kata Trump dalam wawancara dengan “Fox News Sunday”, seperti dikutip Reuters, Senin (19/11/2018).

“Aku tahu semua yang terjadi di rekaman itu tanpa harus mendengarnya. Itu sangat kejam, sangat ganas dan mengerikan.”

Trump juga mengatakan ingin mempertahankan aliansi yang erat dengan Arab Saudi terlepas dari kematian Khashoggi dan pertanyaan tentang dugaan keterlibatan Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman.

“Dia mengatakan kepada saya bahwa dia tidak ada hubungannya dengan hal itu,” lanjut Trump. Ia menambahkan bahwa banyak pihak juga mengatakan putra mahkota tidak tahu menahu tentang pembunuhan itu.

Wawancara dengan Fox tersebut dibuat pada hari Jumat (16/11), beberapa jam sebelum Central Intelligence Agency (CIA) dikabarkan telah memberi penjelasan singkat kepada pemerintahan Trump atas pembunuhan itu dan keyakinannya atas peran sang Putra Mahkota.

The Washington Post mengabarkan bahwa CIA telah menyimpulkan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman memerintahkan pembunuhan Jamal Khashoggi.  Namun, Trump kemudian menyebutkan temuan CIA soal terlibatnya Pangeran Mohammed bin Salman dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi adalah hal yang sangat prematur.

Laporan lengkap terkait kasus Khashoggi disebut akan diterimanya pada Selasa (20/11/2018). Laporan ini akan menentukan siapa dalang pembunuhan yang diyakini pemerintah Amerika Serikat dan dampak dari pembunuhan itu terhadap posisi negara Paman Sam.

Sejumlah anggota parlemen AS telah menuntut tindakan yang lebih keras terhadap Arab Saudi atas pembunuhan itu. Pada Kamis (15/11/2018), pemerintahan Trump mengumumkan sanksi terhadap 17 orang yang terlibat dalam pembunuhan itu. Kendati demikian, pihak Kongres menyatakan bahwa sanksi itu tidak cukup.

Dalam wawancara dengan Fox, Trump menyatakan bahwa respons yang telah dilancarkan pemerintah AS itu adalah sanksi yang sangat berat dan menegaskan sikapnya yang ingin menjaga hubungan baik antara AS dan Arab Saudi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper