Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Flu Babi Afrika Melanda China, Pasok Pakan Sapi Wagyu Jepang Terancam

Sapi wagyu Jepang, yang dikenal karena dagingnya yang lunak, berlemak, dan bertekstur, bergantung pada China untuk pasokan jerami padi, bagian penting dari pakan ternak pilihan dengan kalori dan protein yang tinggi.
Penyebaran wabah Flu Babi Afrika di China./Grafis: Reuters
Penyebaran wabah Flu Babi Afrika di China./Grafis: Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Sapi wagyu, sapi yang paling dimanjakan di dunia, mengalami kesulitan pasokan suplemen pakan kunci menyusul penyakit yang menyerang ribuan babi di China.

Sapi wagyu Jepang, yang dikenal karena dagingnya yang lunak, berlemak, dan bertekstur, bergantung pada China untuk pasokan jerami padi, bagian penting dari pakan ternak pilihan dengan kalori dan protein yang tinggi.

Sejak merebaknya Flu Babi Afrika di China, sebagian besar pakan vital ini telah dilarang masuk ke Jepang. Kementerian Pertanian Jepang khawatir bahwa pada akhirnya tidak ada persediaan jika penyakit mematikan itu menyebar.

Flu Babi di Afrika, penyakit yang sangat menular yang mulai menyebar di China pada bulan Agustus, telah meningkatkan kekhawatiran di negara-negara tetangga dengan meningkatnya pengawasan terhadap penyakit dan kontrol yang lebih ketat terhadap impor.

Tanpa vaksin, virus ini 100% mematikan bagi babi dan dapat mendatangkan malapetaka pada industri pertanian suatu negara. Meskipun penyakit ini tidak dapat menyerang sapi, penyakit ini dapat ditularkan ke babi melalui umpan yang terkontaminasi, yang berarti Jepang harus meningkatkan tindakan keamanan biologis untuk mencegah virus memasuki perbatasannya.

"Ini adalah masalah besar bagi industri peternakan China dan Jepang," kata Shinichi Igawa, wakil direktur divisi kesehatan hewan Kementerian Pertanian Jepang, seperti dikutip Bloomberg.

"Kami mungkin harus mencari sumber pasokan alternatif jerami padi, atau alternatif dari jerami padi, mengingat risiko Flu Babi Afrika akan terus menyebar di seluruh China,” lanjutnya.

Kementerian tersebut telah menangguhkan pengiriman jerami padi pada 25 dari 80 fasilitas pengolahan China yang disetujui untuk diimpor oleh Jepang. 25 fasilitas terlarang itu berada dalam radius 50 kilometer peternakan babi China yang terkena dampak demam babi Afrika. Fasilitas yang tersisa juga berisiko karena terletak di provinsi timur laut Liaoning dan Jilin, yang terkena wabah ini.

Merebaknya Flu Babi Afrika terkonfirmasi di 74 lokasi di China pada 9 November, menurut kementerian Jepang. Dari jumlah itu, 27 titik berada di Liaoning. Impor jerami padi Jepang dari China turun 17% menjadi 16.586 ton pada September dari Agustus, menurut data dari kementerian pertanian.

Jepang mengimpor lebih dari 200.000 ton jerami padi dari China tahun lalu, sekitar 20% dari total kebutuhan pakan sapi premiumnya, yang dijual di supermarket dengan harga lebih dari US$150 per kilogram.

Jerami padi China dapat dibeli dengan harga murah sebesar 10 yen per kilogram, sementara jerami padi lokal dapat lebih mahal bagi petani yang tidak memiliki sawah di dekatnya karena biaya transportasi yang tinggi.

Igawa mengatakan, ada alternatif yang mungkin lebih ekonomis, seperti jerami gandum dari AS atau Australia.

Bagi pecinta wagyu, daging sapi yang sudah mahal ini bisa menjadi lebih mahal kecuali pengganti pakan ditemukan, lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper