Bisnis.com, JAKARTA – Perencana Keuangan menyebut Pemerintah Jerman mulai membutuhkan lebih banyak kalangan wanita dalam lingkungan kerja untuk menarik para profesional asing guna membantu peningkatan ekonomi digital yang menjadi prioritas utama negara itu.
Kebijakan seperti itu dinilai akan membantu perekonomian Jerman, yang menderita kekurangan tenaga kerja terampil serta menghadapi populasi tenaga kerja yang mulai menua. Langkah ini juga dilakukan untuk menghadapi kemungkinan Inggris meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan menciptakan ketegangan dan krisis utang baru di zona euro.
"Risiko untuk pembangunan ekonomi telah meningkat karena konflik perdagangan, Brexit, ketidakpastian politik di zona euro dan rencana keluar dari kebijakan moneter ekspansif," kata anggota dewan penasihat Isabel Schnabel seperti dilansir Reuters, Rabu (7/11/2018).
“Tantangan utamanya adalah perubahan demografi yang cepat dan perubahan struktural yang disebabkan oleh digitalisasi,” tambahnya.
Pada Oktober 2018, Jerman juga sempat mengumumkan bahwa negara itu sedang krisis posisi kepemimpinan untuk wanita. Menurut
Dw.com, setidaknya hanya sepertiga dari seluruh pemimpin perusahaan dan institusi lainnya di Jerman diisi oleh wanita.
Kendati demikian hingga ini Kanselir Jerman masih dipegang oleh wanita yaitu Angela Markel. Dia menjadi politikus di negara itu sejak lama yaitu sekitar 13 tahun lalu.