Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengimbau agar Sekolah Indonesia Kota Kinabalu menerima lebih banyak lagi anak Indonesia berkebutuhan khusus.
SIKK sebagai sekolah induk diminta mendorong 294 pusat kegiatan belajar masyarakat di Sabah dan Sarawak untuk menerima murid penyandang disabilitas.
Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar Kemendikbud Praptono menyampaikan, meskipun belum ada guru bagi penyandang disabilitas, SIKK dan PKBM minimal menerima siswa tersebut terlebih dahulu.
Praptono mengatakan ke depan akan ada solusi atas permasalahan itu, misalnya melalui pelatihan guru, mendatangkan guru bantu, dan lainnya.
“Orang tua [anak-anak Indonesia berkebutuhan khusus di Malaysia] sibuk mencari nafkah, kita ringankan bebannya,” ujar Praptono dalam kunjungannya ke SIKK di Malaysia.
Demikian disampaikan dalam keterangan resmi Kemendikbud, Sabtu (4/11/2018).
Praptono mengungkapkan, jika anak-anak Indonesia berkebutuhan khusus tersebut tidak dididik maka mereka tidak akan pernah mandiri.
"Orang tuanya, memiliki keterbatasan dalam melayani pendidikan mereka misalnya dari segi usia, kemampuan mengajar, dan lainnya. Satu dari berbagai cara agar mereka mampu bertahan hidup adalah dengan memberikan pendidikan," lanjutnya.
Sejalan dengan itu, Istiqlal, Kepala SIKK, membenarkan bahwa SIKK belum mempunyai guru khusus bagi siswa penyandang disabilitas.
Mereka tetap mengikuti pembelajaran di kelas reguler seperti anak lainnya tetapi ada dispensasi untuk mata pelajaran yang tidak bisa mereka ikuti karena keterbatasannya dan digantikan dengan kegiatan lain.
“Nanti kita akan minta Kemendikbud supaya mengirimkan guru-guru yang khusus menangani itu. Di SIKK mungkin cuma sekitar 10 orang tetapi di ladang-ladang itu lebih banyak. Guru-guru agar dilatih, kita andalkan sumber daya yang telah ada dahulu,” kata Istiqlal.