Bisnis.com, JAKARTA - Pada Jumat (3/11/2018) tim Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) berhasil mengumpulkan kembali delapan kantong jenazah korban insiden kecelakaan pesawat Lion Air JT-610.
Dari delapan kantong jenazah yang baru ditemukan ditemukan 17 sampel DNA postmortem terbaru.
Hal tersebut disampaikan Kepala Laboratorium DVI Polri, Kombes Pol dr. Putut Tjahjo Widodo dalam konferensi pers Operasi DVI Polri Kecelakaan Pesawat Lion Air JT-610, di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Sabtu (3/11/2018).
"Kecuali hari ini yang sedang diperiksa, sudah [ditemukan] 17 sampel DNA lagi dari [delapan] kantong jenazah yang diterima tadi malam," ungkap Putut.
Putut mengungkapkan identifikasi korban dengan menggunakan metode pencocokan DNA akan memakan waktu paling cepat 4 empat-delapan hari.
"Teknologi [pencocokan DNA] belum sampai secepat yang ada di dalam film. Real-nya belum sampai disitu, paling cepat empat hari," paparnya.
Putut mengatakan sampai saat ini, dari 73 kantong jenazah yang sudah ditemukan, tercatat sudah ada 306 sampel DNA post mortem.
"Yang cukup membuat yakin tim DVI. Pengumpulan sampel DNA antemortem [DNA keluarga] sudah lengkap," katanya.
Namun, Putut juga mengatakan bahwa 306 DNA post mortem ini mungkin belum bisa mewakili seluruh penumpang karena satu sampel DNA postmortem yang temukan dalam satu kantong jenazah belum tentu mewakili DNA satu individu atau tubuh manusia secara utuh.
"Seperti contoh kasus suatu [kecelakaan] penerbangan sebelumnya, ada yang tidak ketemu sehingga tidak bisa teridentifikasi, tetapi yang ketemu teridentifikasi," katanya.
Putut juga meminta doa dari masyarakat Indonesia supaya proses identifikasi DNA postmortem korban jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 segera bisa diselesaikan.