Bisnis.com, MALANG — Petinggi Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur mengingatkan adanya upaya gerakan Islamisasi untuk membuat Islam di Indonesia radikal seperti di Timur Tengah.
Ketua PW NU Jawa Timur KH. Marzuki Mustamar mengingatkan untuk diwaspadai adanyah gerakan Islam yang didukung dana asing.
"Ingat dan cermati, bahwa ada yang mencoba menTimur Tengah-kan Indonesia. Jadi santri Indonesia, jangan mau diajak untuk mengusik akar kebangsaan Indonesia, “ katanya dalam acara JalanSehat Hari santri di lapangan Universitas Brawijaya Malang, Minggu (21/10/2018).
Dia meyakinkan besarnya jumlah umat Islam tidak akan membahayakan kedaulatan Indonesia.
Pengasuh Pondok Pesantren Gasek Sabilurrosyad Malang itu mengingkatkan agar santri selalu menjunjung semangat kebangsaan dan nilai-nilai Islam dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
"Santri adalah gambaran generasi islam. Santri yang sebenarnya adalah santri yang kuat dalam menjunjung nilai nilai islami, namun tetap menyadari akar dan semangat kebangsaannya tanpa meninggalkan nilai nilai islami, "ucapnya.
Dia mengingatkan, umat Islam belajar Islam di Indonesia dan saat meninggal akan dirawat secara Islam yang berkembang di Indonesia. Karena itulah, maka di Indinesia, maka bukan santri kalau akan ngisruh di Indonesia. Jadi santri Indonesia pasti tidak akan berdakwah untuk ngisruh, yang isinya mengajak permusuhan dan penuh kebencian.
Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan tujuan ditetapkannya Hari Santri Nasional (HSN), bukan sekadar sebuah seremoni, atau sekadar menjadi bagian dari Peringatan Hari Besar Nasional (PHBN) atau sekadar libur nasional, tapi yang utama adalah bagaimana para penduduk muslim Indonesia benar benar mampu menjalankan serta mengalirkan nilai nilai Islam yang sesungguhnya yang rahmatan lil alamin.
“Sesuai dengan kesejarahannya, santri merupakan bagian dari pilar penguat dan penjaga NKRI,” ucapnya.