Bisnis.com, WINA -- University of Vienna (Universtät Wien/Uniwien ), salah satu universitas tertua dan terbesar di Austria, kembali membuka program kelas Bahasa Indonesia.
Program yang diinisiasi KBRI Wina dengan didukung oleh Kementerian Kebudayaan RI (Kemendikbud) tersebut terbuka bagi para mahasiswa dan staf University of Vienna. Program kelas Bahasa Indonesia ini merupakan bagian dari Winter Semester (Oktober 2018 - Januari 2019) yang memiliki dua kelas, yaitu kelas untuk pemula dan kelas untuk tingkat lanjut (intermediate).
Pada tingkat pemula, pembelajaran akan difokuskan pada penguasaan Bahasa Indonesia untuk percakapan sehari-hari. Sementara itu, kelas intermediate akan fokus pada penguasaan tata bahasa dan pengembangan keterampilan membaca dan menulis.
Berdasarkan keterangan resmi KBRI Wina, Rabu (17/10/2018), program kerja sama ini pertama kali digagas oleh kedua pihak pada 2017. Program perdana pengajaran Bahasa Indonesia di University of Vienna dilaksanakan untuk periode Summer Semester yang telah resmi dibuka Duta Besar RI untuk Republik Austria Dr. Darmansjah Djumala pada Maret 2018.
Guna menunjang kesuksesan program, seorang tenaga pengajar telah didatangkan khusus dari Indonesia melalui program pengajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) yang diselenggarakan oleh Kemendikbud.
Berbeda dengan kelas Bahasa Indonesia pada Summer Semester, kelas Bahasa Indonesia pada Winter Semester ini sudah resmi menjadi bagian dari kurikulum Departemen Antropologi Sosial dan Kebudayaan Fakultas Ilmu Sosial Uniwien.
Kendati demikian, para mahasiswa Uniwien tingkat sarjana dan pascasarjana dari berbagai fakultas dan jurusan dapat mengambil mata kuliah Bahasa Indonesia dan memperoleh 3 kredit poin dalam sistem satuan kredit semester (SKS) yang berlaku, yakni European Credit Transfer and Accumulation System Credits (ECTS), sebagai bagian dalam melengkapi jumlah SKS yang menjadi ketentuan kelulusan program studi mereka.
Menanggapi kabar tersebut, Djumala mengemukakan KBRI Wina menyambut baik resminya kelas Bahasa Indonesia masuk ke kurikulum di Uniwien.
”Diintegrasikannya kelas Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) ke dalam kurikulum di University of Vienna pada periode Winter Semester ini merupakan langkah maju dan lebih cepat dari target yang diharapkan,” ujarnya.
Djumala melanjutkan Bahasa Indonesia di kalangan akademisi Austria tidak saja diperlukan guna menunjang kerja sama riset dan pendidikan tinggi antar universitas kedua negara, tapi juga seiring dengan kecenderungan meningkatnya hubungan perdagangan dan investasi kedua negara.
Sementara itu, koordinator kelas BIPA di Uniwien Dr. Gabriele Weichart, yang juga dosen senior dari Departemen Antropologi Sosial dan Budaya Uniwien, menyebutkan penerapan sistem satuan kredit semester (ECTS) bagi kelas Bahasa Indonesia didorong besarnya minat mahasiswa untuk belajar Bahasa Indonesia.
Selain itu, juga untuk meningkatkan komitmen mahasiswa dalam mengikuti mata kuliah hingga akhir semester.
Weichart selama ini aktif mempromosikan kerja sama riset dan pendidikan antara Indonesia dan Austria.
“Diharapkan nantinya program ini dapat menjadi benchmarking untuk pengembangan kerja sama antara Indonesia dan Austria di bidang lainnya,” jelasnya.